Setop Pelacuran Remaja dan Berantas Mucikari, Prancis Habiskan Rp225 Miliar
loading...
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis telah memulai kampanye nasional dengan dana 14 juta euro (Rp225 miliar) untuk mengatasi prostitusi di bawah umur dan memberantas para mucikari.
Itu terjadi beberapa bulan setelah laporan menemukan sebanyak 10.000 remaja, kebanyakan gadis remaja, terlibat dalam perdagangan seks.
Kampanye tersebut diluncurkan Kementerian Solidaritas dan Kesehatan Prancis pada Senin (15/11/2021). Program itu diharapkan akan diluncurkan sepenuhnya pada 2022.
Kementerian Solidaritas menggambarkan, “Masalah tersebut fenomena yang berkembang yang tidak dapat lagi diabaikan oleh masyarakat dan terlalu sedikit yang diketahui.”
Program pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sekaligus membantu menginformasikan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena tersebut.
“Ini juga bertujuan membantu mengidentifikasi para remaja yang terlibat dan menghukum klien serta mucikari secara lebih efektif," ungkap pemerintah Prancis.
Menurut RFI, prevalensi pelacuran di bawah umur telah meningkat sebanyak 70% selama lima tahun terakhir, dengan media sosial diyakini memperparah masalah.
Penyiar publik mencatat situasinya memburuk selama pandemi Covid-19 ketika kaum muda menghabiskan lebih banyak waktu online.
Pada Juli, satu kelompok kerja menghasilkan laporan yang memberatkan yang menemukan antara 7.000 dan 10.000 remaja terlibat dalam prostitusi di seluruh negeri.
Itu terjadi beberapa bulan setelah laporan menemukan sebanyak 10.000 remaja, kebanyakan gadis remaja, terlibat dalam perdagangan seks.
Kampanye tersebut diluncurkan Kementerian Solidaritas dan Kesehatan Prancis pada Senin (15/11/2021). Program itu diharapkan akan diluncurkan sepenuhnya pada 2022.
Kementerian Solidaritas menggambarkan, “Masalah tersebut fenomena yang berkembang yang tidak dapat lagi diabaikan oleh masyarakat dan terlalu sedikit yang diketahui.”
Program pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sekaligus membantu menginformasikan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena tersebut.
“Ini juga bertujuan membantu mengidentifikasi para remaja yang terlibat dan menghukum klien serta mucikari secara lebih efektif," ungkap pemerintah Prancis.
Menurut RFI, prevalensi pelacuran di bawah umur telah meningkat sebanyak 70% selama lima tahun terakhir, dengan media sosial diyakini memperparah masalah.
Penyiar publik mencatat situasinya memburuk selama pandemi Covid-19 ketika kaum muda menghabiskan lebih banyak waktu online.
Pada Juli, satu kelompok kerja menghasilkan laporan yang memberatkan yang menemukan antara 7.000 dan 10.000 remaja terlibat dalam prostitusi di seluruh negeri.