Berdebat Soal Vaksinasi, Petarung MMA Tusuk Dokter Hingga Tewas

Rabu, 17 November 2021 - 02:56 WIB
loading...
Berdebat Soal Vaksinasi,...
Petarung MMA asal Rusia bernama Akmal AK47 Khozhiev ditangkap polisi Guam setelah membunuh seorang dokter yang dipicu perdebatan soal vaksinasi COVID-19. Foto/Russia Today
A A A
HAGATNA - Perdebatan terkait vaksinasi COVID-19 berujung pada hilangnya nyawa seorang dokter di Guam . Pelakunya adalah seorang petarung MMA asal Rusia yang kini telah ditangkap oleh otoritas keamanan setempat.

Beberapa media di pulau yang menjadi wilayah Amerika Serikat (AS) itu melaporkan petarung MMA bernama Akmal 'AK47' Khozhiev ditangkap minggu lalu oleh polisi setelah terlibat perselisihan di Tamuning. Ia ditangkap setelah diduga menikam dan membunuh seorang dokter setempat.

Pria berusia 27 tahun itu menghadapi dakwaan kejahatan tingkat pertama dengan senjata mematikan dan serangan tingkat dua dengan senjata mematikan. Jaminannya dilaporkan telah ditetapkan sebesar USD1 juta atau sekitar Rp14 miliar.

Menurut salah satu saksi, Khozhiev dan Dr. Miran Ribati, seorang ahli radiologi di Rumah Sakit Memorial Guam, terlibat perselisihan di sebuah kompleks apartemen yang kemudian menjadi masalah fisik.



Khozhiev, seorang petarung MMA profesional dengan catatan bertanding 3-1 sering digambarkan memprotes wajib vaksin di halaman Instagramnya, diduga mencekik Ribati sampai dia pingsan dan kemudian menggunakan tulang hewan dari makanan yang mereka bagikan untuk menikamnya di tenggorokan. Tersangka diduga mengambil pisau dan kembali menikam korbannya.

Polisi Guam konon menemukan Ribati tertelungkup dalam genangan darahnya sendiri dengan Khozhiev mengatakan kepada mereka: "Tuan, ini saya, ini saya, saya membunuhnya."

Dalam sebuah pernyataan, rumah sakit Ribati memujinya atas dedikasi dan keterampilan yang dia tunjukkan sebagai seorang dokter.

Namun bagi mereka yang mengenal Khozhiev, seperti mantan pesaingnya Bellator JJ Ambrose, yang dulu mempekerjakan petarung kelahiran Rusia di sasana Atletik Baja Tamuning tempat Ribati dan Khozhiev berlatih selama bertahun-tahun, berita tentang tragedi itu bukanlah sebuah kejutan.



"Dia adalah orang yang hebat sampai dia berubah," jelas Ambrose kepada media lokal KUAM seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (17/11/2021).

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memperingatkan orang-orang bahwa AK bukan AK lagi," imbuhnya.

"Ini sangat sulit karena saya tahu ketika Anda berteman dengan dua orang dan dua orang itu berada di luar, Anda tidak ingin memihak. Anda ingin berada di tengah," tuturnya.

"Tetapi dalam kasus ini, AK sangat membutuhkan bantuan, dan itulah masalahnya - bahwa orang-orang tidak berusaha untuk berpihak, dan dia sangat membutuhkan bantuan selama ini," pungkas Ambrose.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1484 seconds (0.1#10.140)