Palestina: AS Tidak Perlu Izin Israel Buka Konsulat di Yerusalem

Kamis, 11 November 2021 - 21:30 WIB
loading...
A A A
Bennett adalah hawkish yang menentang kenegaraan Palestina. Selain oposisi ideologisnya terhadap diplomasi Palestina di Yerusalem, pembukaan kembali misi AS juga akan membuat sakit kepala politik bagi perdana menteri Israel.

Jika dia mengizinkan rencana konsulat AS untuk dilanjutkan, itu akan terlihat memperkuat klaim Palestina atas kota suci yang diperebutkan itu – sebuah posisi yang akan mengasingkan sekutu sayap kanannya, mungkin mengganggu koalisi delapan partai yang secara ideologis berbeda.

Shtayyeh juga menyerukan tindakan AS yang lebih keras terhadap perluasan pemukiman di Tepi Barat, sebuah wilayah yang sekarang menjadi rumah bagi sekitar 475.000 orang Yahudi yang tinggal di komunitas yang secara luas dianggap ilegal menurut hukum internasional.



Dia mengatakan bahwa jika AS dapat memasukkan perusahaan Israel NSO Group ke daftar hitam atas produk spyware Pegasus-nya yang dianggap Washington bertentangan dengan kepentingan Amerika pekan lalu, AS juga harus dapat memberi sanksi ekspor dari pemukiman.

Secara terpisah, beberapa hari setelah Bank Dunia mengangkat kekhawatiran tentang defisit anggaran Otoritas Palestina, yang diperkirakan akan mencapai USD1,36 miliar pada tahun 2021, Shtayyeh mengatakan dia telah meminta bantuan dari delegasi kongres AS yang mengunjungi Ramallah pada hari Rabu.

"Amerika Serikat dulu juga mendukung defisit anggaran kami sepanjang tahun. Saya memang meminta anggota kongres hari ini untuk benar-benar membantu kami dengan masalah itu," katanya.
(ian)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1941 seconds (0.1#10.140)