Bebaskan Veteran Angkatan Laut AS, Trump: Terima Kasih Iran!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Peristiwa langka terjadi seiring dibebaskannya veteran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) oleh Iran . Presiden AS Donald Trump tanpa ragu mengucapkan terima kasih kepada negara yang selama ini menjadi musuh bebuyutan negara itu.
"Saya baru saya menutup telepon dengan mantan warga Amerika yang disandera Michael White, yang sekarang di Zurich setelah dibebaskan dari Iran. Dia akan naik pesawat AS sebentar lagi, dan akan pulang ke Amerika Serikat," tulis Trump di akun Twitternya.
"Terima kasih Iran, itu menunjukkan kesepakatan itu mungkin!" katanya lagi memberikan kredit kepada Republik Islam itu atas kerjasamanya dalam proses tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/6/2020).
Michael White ditahan oleh otoritas Iran pada Juni 2018, ketika ia mengunjungi pacarnya. Warga asli California, yang bertugas 13 tahun di Angkatan Laut AS, kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Ia didakwa menghina Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan berbagi foto pribadi di media sosial.
Ketika wabah Covid-19 melanda negara itu, pemerintah Iran memerintahkan ribuan narapidana untuk dikirim pulang dalam upaya untuk menghentikan pandemi.
White adalah salah satu dari sekitar 85.000 tahanan yang dibebaskan sementara dari penjara, dan tetap ditahan di Kedutaan Besar Swiss di Teheran sampai minggu ini. (Baca: Darurat Virus Corona, Iran Bebaskan 85 Ribu Tahanan )
Pujian langka Trump untuk Teheran ini datang ketika ketegangan antara kedua negara terus meningkat.
Pada Mei 2018, AS keluar dari pakta nuklir yang ditandatangani dengan Iran tiga tahun sebelumnya bersama sejumlah negara lain. AS kemudian kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran dan mengancam negara lain dengan sanksi.
Namun, pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Washington akan mengakhiri hampir semua keringanan yang tersisa untuk sanksi terhadap Iran sehubungan dengan beberapa fasilitas sipil. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan Eropa, China dan Rusia yang mengerjakan proyek-proyek nuklir di Iran akan memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan operasi mereka atau menghadapi kemarahan AS, yang akan datang dalam bentuk tindakan hukuman.
Dalam kasus reaktor nuklir sipil di Bushehr, AS mengatakan periode penghentian akan menjadi 90 hari untuk "memastikan keamanan." (Baca: AS Cabut Keringanan Sanksi bagi Anggota Perjanjian Nuklir, Iran: Tak Masalah )
Selain menghambat program nuklir Iran, Washington telah meningkatkan tekanan ekonomi pada Teheran sejalan dengan tujuannya untuk mengurangi ekspor minyak negara itu menjadi nol. Ketika sebuah mini-armada kapal tanker Iran dimuat dengan bensin berlayar ke pelabuhan-pelabuhan Venezuela akhir bulan lalu yang bertentangan dengan sanksi AS, duta besar Venezuela untuk PBB mengatakan bahwa negara Amerika Latin menghadapi ancaman penggunaan kekuatan militer oleh militer dalam waktu dekat.
Bagaimanapun, Washington tidak membuat langkah apa pun untuk menghambat pengiriman, meskipun ada laporan bahwa mereka sedang mempertimbangkan pembalasan. (Baca: Diancam Sanksi, Tanker Liberia Batal Kirim Minyak Iran ke Venezuela )
"Saya baru saya menutup telepon dengan mantan warga Amerika yang disandera Michael White, yang sekarang di Zurich setelah dibebaskan dari Iran. Dia akan naik pesawat AS sebentar lagi, dan akan pulang ke Amerika Serikat," tulis Trump di akun Twitternya.
"Terima kasih Iran, itu menunjukkan kesepakatan itu mungkin!" katanya lagi memberikan kredit kepada Republik Islam itu atas kerjasamanya dalam proses tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/6/2020).
Michael White ditahan oleh otoritas Iran pada Juni 2018, ketika ia mengunjungi pacarnya. Warga asli California, yang bertugas 13 tahun di Angkatan Laut AS, kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Ia didakwa menghina Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan berbagi foto pribadi di media sosial.
Ketika wabah Covid-19 melanda negara itu, pemerintah Iran memerintahkan ribuan narapidana untuk dikirim pulang dalam upaya untuk menghentikan pandemi.
White adalah salah satu dari sekitar 85.000 tahanan yang dibebaskan sementara dari penjara, dan tetap ditahan di Kedutaan Besar Swiss di Teheran sampai minggu ini. (Baca: Darurat Virus Corona, Iran Bebaskan 85 Ribu Tahanan )
Pujian langka Trump untuk Teheran ini datang ketika ketegangan antara kedua negara terus meningkat.
Pada Mei 2018, AS keluar dari pakta nuklir yang ditandatangani dengan Iran tiga tahun sebelumnya bersama sejumlah negara lain. AS kemudian kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran dan mengancam negara lain dengan sanksi.
Namun, pekan lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Washington akan mengakhiri hampir semua keringanan yang tersisa untuk sanksi terhadap Iran sehubungan dengan beberapa fasilitas sipil. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan Eropa, China dan Rusia yang mengerjakan proyek-proyek nuklir di Iran akan memiliki waktu dua bulan untuk menyelesaikan operasi mereka atau menghadapi kemarahan AS, yang akan datang dalam bentuk tindakan hukuman.
Dalam kasus reaktor nuklir sipil di Bushehr, AS mengatakan periode penghentian akan menjadi 90 hari untuk "memastikan keamanan." (Baca: AS Cabut Keringanan Sanksi bagi Anggota Perjanjian Nuklir, Iran: Tak Masalah )
Selain menghambat program nuklir Iran, Washington telah meningkatkan tekanan ekonomi pada Teheran sejalan dengan tujuannya untuk mengurangi ekspor minyak negara itu menjadi nol. Ketika sebuah mini-armada kapal tanker Iran dimuat dengan bensin berlayar ke pelabuhan-pelabuhan Venezuela akhir bulan lalu yang bertentangan dengan sanksi AS, duta besar Venezuela untuk PBB mengatakan bahwa negara Amerika Latin menghadapi ancaman penggunaan kekuatan militer oleh militer dalam waktu dekat.
Bagaimanapun, Washington tidak membuat langkah apa pun untuk menghambat pengiriman, meskipun ada laporan bahwa mereka sedang mempertimbangkan pembalasan. (Baca: Diancam Sanksi, Tanker Liberia Batal Kirim Minyak Iran ke Venezuela )
(ber)