Dipenjara Iran sejak 2018, Veteran Angkatan Laut AS Dibebaskan

Jum'at, 05 Juni 2020 - 01:38 WIB
loading...
Dipenjara Iran sejak...
Michael White, veteran Angkatan Laut Amerika Serikat yang ditahan Iran sejak 2018 telah dibebaskan. Foto/Keluarga Michael White
A A A
WASHINGTON - Seorang veteran Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Iran sejak 2018 dibebaskan pada hari Kamis. Pihak keluarga dan Presiden Donald Trump mengatakan veteran tentara tersebut sedang dalam perjalanan pulang ke Amerika.

Pembebasan Michael White merupakan contoh kerja sama yang langka antara dua negara yang jadi musuh bebuyutan tersebut.

Gedung Putih mengatakan pembebasan Michael White dapat mengarah pada pembukaan hubungan yang sebaliknya sangat pahit antara Iran dan Amerika Serikat.

White telah dibebaskan dari penjara Iran pada pertengahan Maret dengan alasan medis tetapi tetap ditahan di Iran di bawah pengawasan Swiss. Swiss menjaga kepentingan Washington dengan Teheran karena Amerika Serikat dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik.

"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Veteran Angkatan Laut, Michael White, yang telah ditahan oleh Iran selama 683 hari, berada di pesawat Swiss yang baru saja meninggalkan wilayah udara Iran. Kami berharap dia akan segera pulang bersama keluarganya di Amerika," tulis Trump di Twitter seperti dikutip Reuters, Jumat (5/6/2020).

Pembebasan White adalah titik terang yang jarang terjadi dalam hubungan Amerika Serikat dan Iran yang tegang, yang telah tumbuh lebih bermusuhan satu sama lain sejak Trump menjabat pada tahun 2017. (Baca: Dibebaskan dari Penjara AS, Ilmuwan 'Mata-mata' Iran Pulang ke Negaranya )

Ditanya apakah pembebasan White bisa menjadi pembuka dalam hal hubungan AS-Iran, juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengatakan kepada Fox News Channel, “Semoga begitu. Presiden telah membangun hubungan luar biasa dengan para pemimpin di seluruh dunia ini."

Hubungan AS-Iran mulai bermasalah sejak Revolusi Islam menggulingkan rezim Shah yang didukung AS pada tahun 1979 dan mengantar era pemerintahan teokratis. Ketegangan berkobar setelah Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi AS yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu.

Ketegangan meningkat setelah serangan pesawat tak berawak AS 3 Januari di Irak menewaskan Qassem Soleimani, jenderal top yang menjabat sebagai komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Baik Amerika Serikat dan Iran telah menyerukan pembebasan tahanan karena wabah virus corona baru (Covid-19). Iran adalah salah satu negara yang paling terpukul wabah Covid-19 di Timur Tengah, sementara Amerika Serikat telah melaporkan jumlah tertinggi kematian dan infeksi tertinggi di dunia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1907 seconds (0.1#10.140)