Pesawat Antariksa NASA Rp4,7 Triliun Siap Tabrak Asteroid Demi Selamatkan Bumi
loading...
A
A
A
Untuk menantang keefektifan menembak asteroid, para insinyur telah mengerjakan pesawat luar angkasa yang akan segera mereka jatuhkan selama lebih dari satu dekade.
Dijadwalkan akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari pangkalannya di California pada 23 November, pesawat antariksa diharapkan mencapai asteroid targetnya pada akhir September tahun depan.
Bepergian dengan kecepatan 24.000 km per jam, DART akan bertabrakan dengan asteroid berusia 4,5 miliar tahun, Dimorphos.
Digambarkan sebagai "campuran butiran halus batu dan logam bersama-sama," Dimorphos berdiameter sekitar 160 meter.
Pada jarak sekitar 1,2 kilometer, Dimorphos mengorbit asteroid yang lebih besar, Didymos, dengan diameter kira-kira setinggi gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.
Pesawat antariksa DART akan memiliki berat sekitar 550 kilogram pada saat tumbukan.
“Tabrakan itu tidak akan menghancurkan asteroid tetapi hanya memberikan dorongan kecil, untuk membelokkan jalurnya,” ungkap para ilmuwan.
Dampak kinetik dan dampak langsungnya direncanakan diamati menggunakan teleskop berbasis darat dan juga melalui satelit yang dilengkapi kamera mini yang akan dikeluarkan pesawat ruang angkasa sebelum tumbukan.
Para ilmuwan kemudian akan memiliki lebih banyak pengetahuan tentang apakah pengalihan dimungkinkan dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencegah bencana nyata.
Menurut para astronom, saat ini ada sekitar 25.000 asteroid dekat Bumi, yang cukup besar untuk menyebabkan kehancuran regional jika mereka menabrak planet kita.
Dijadwalkan akan diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari pangkalannya di California pada 23 November, pesawat antariksa diharapkan mencapai asteroid targetnya pada akhir September tahun depan.
Bepergian dengan kecepatan 24.000 km per jam, DART akan bertabrakan dengan asteroid berusia 4,5 miliar tahun, Dimorphos.
Digambarkan sebagai "campuran butiran halus batu dan logam bersama-sama," Dimorphos berdiameter sekitar 160 meter.
Pada jarak sekitar 1,2 kilometer, Dimorphos mengorbit asteroid yang lebih besar, Didymos, dengan diameter kira-kira setinggi gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.
Pesawat antariksa DART akan memiliki berat sekitar 550 kilogram pada saat tumbukan.
“Tabrakan itu tidak akan menghancurkan asteroid tetapi hanya memberikan dorongan kecil, untuk membelokkan jalurnya,” ungkap para ilmuwan.
Dampak kinetik dan dampak langsungnya direncanakan diamati menggunakan teleskop berbasis darat dan juga melalui satelit yang dilengkapi kamera mini yang akan dikeluarkan pesawat ruang angkasa sebelum tumbukan.
Para ilmuwan kemudian akan memiliki lebih banyak pengetahuan tentang apakah pengalihan dimungkinkan dan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencegah bencana nyata.
Menurut para astronom, saat ini ada sekitar 25.000 asteroid dekat Bumi, yang cukup besar untuk menyebabkan kehancuran regional jika mereka menabrak planet kita.