China Akan Penjarakan Seumur Hidup Para Pendukung Kemerdekaan Taiwan
loading...
A
A
A
BEIJING - China akan menghukum orang-orang yang mendukung kemerdekaan Taiwan dengan penjara seumur hidup. Ancaman pidana ini diumumkan Kantor Urusan Taiwan China, Jumat (5/11/2021).
Ini adalah pertama kalinya Beijing secara konkret memberikan hukuman bagi orang-orang yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan, karena ketegangan meningkat antara China dan Taiwan—pulau yang diklaim China sebagai miliknya.
Kantor tersebut menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai orang-orang yang keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan.
Kantor itu juga mengumumkan untuk pertama kalinya telah menyusun daftar orang-orang yang jatuh ke dalam kategori pendukung kemerdekaan Taiwan.
Juru bicara kantor itu, Zhu Fenglian, mengatakan China akan memberlakukan hukuman pada orang-orang dalam daftar hitam, dengan tidak membiarkan mereka memasuki daratan China dan Daerah Administratif Khusus China di Hong Kong dan Makau.
"Orang-orang yang masuk daftar hitam tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari daratan, juga perusahaan atau entitas yang mendanai mereka tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari daratan [China]," katanya, seperti dikutip Reuters.
Politisi Taiwan biasanya mengandalkan sumbangan dari perusahaan untuk mendanai kampanye pemilu mereka. Banyak perusahaan Taiwan memperoleh keuntungan dari melakukan bisnis dengan daratan China.
"China juga akan mengambil tindakan lain yang diperlukan terhadap orang-orang ini," lanjut Zhu, merujuk pada para pendukung kemerdekaan Taiwan.
Dia mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan adalah: “Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah.”
Ini adalah pertama kalinya Beijing secara konkret memberikan hukuman bagi orang-orang yang dianggap pro-kemerdekaan Taiwan, karena ketegangan meningkat antara China dan Taiwan—pulau yang diklaim China sebagai miliknya.
Kantor tersebut menyebut Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, Ketua Parlemen You Si-kun dan Menteri Luar Negeri Joseph Wu sebagai orang-orang yang keras kepala pro-kemerdekaan Taiwan.
Kantor itu juga mengumumkan untuk pertama kalinya telah menyusun daftar orang-orang yang jatuh ke dalam kategori pendukung kemerdekaan Taiwan.
Juru bicara kantor itu, Zhu Fenglian, mengatakan China akan memberlakukan hukuman pada orang-orang dalam daftar hitam, dengan tidak membiarkan mereka memasuki daratan China dan Daerah Administratif Khusus China di Hong Kong dan Makau.
"Orang-orang yang masuk daftar hitam tidak akan diizinkan untuk bekerja sama dengan entitas atau orang-orang dari daratan, juga perusahaan atau entitas yang mendanai mereka tidak akan diizinkan untuk mengambil untung dari daratan [China]," katanya, seperti dikutip Reuters.
Politisi Taiwan biasanya mengandalkan sumbangan dari perusahaan untuk mendanai kampanye pemilu mereka. Banyak perusahaan Taiwan memperoleh keuntungan dari melakukan bisnis dengan daratan China.
"China juga akan mengambil tindakan lain yang diperlukan terhadap orang-orang ini," lanjut Zhu, merujuk pada para pendukung kemerdekaan Taiwan.
Dia mengatakan pesan yang ingin dikirim China kepada pendukung kemerdekaan Taiwan adalah: “Mereka yang melupakan leluhur mereka, mengkhianati tanah air dan memecah belah negara, tidak akan pernah berakhir dengan baik dan akan ditolak oleh rakyat dan dihakimi oleh sejarah.”
(min)