Mengaku Hanya Memantau, AS Bantah Ingin Sita Kapal Tanker di Laut Oman

Rabu, 03 November 2021 - 23:00 WIB
loading...
Mengaku Hanya Memantau,...
AS mengaku hanya memantau dan membantah Iran jika ingin menyita kapal tanker di Laut Oman. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi bahwa pasukan Iran telah menangkap sebuah kapal tanker di Laut Oman pekan lalu. Namun ia membantah jika militer AS berupaya menyita kapal tersebut, mengatakan pasukan AS hanya memantau dan tidak menghadapi Garda Revolusi.

Sebelumnya media Iran melaporkan bahwa pasukan AS menyita sebuah kapal tanker yang membawa minyak Iran di Laut Oman dan kemudian memindahkannya ke kapal tanker lain. Pasukan Garda Revolusi Iran kemudian melakukan pendaratan helikopter di kapal tersebut, memungkinkan mereka untuk mengambil kendali dan mengarahkannya kembali ke perairan Iran, sehingga menghindari kapal perang dan pesawat AS yang kemudian dilaporkan mengejar.

Laporan Iran mengatakan bahwa kapal itu mencapai perairan Iran pada 25 Oktober.



Pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, memaparkan kontranarasi dari insiden tersebut.

"Kami membantah klaim Iran bahwa mereka mencegah kami mengambil kembali kapal ini," kata pejabat itu.

"Inilah intinya. Ini terjadi minggu lalu. Pasukan angkatan laut AS di Teluk Oman mengamati pasukan angkatan laut Iran merebut kapal tanker minyak ini," ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (3/11/2021).

Pejabat itu menggambarkan repons terhadap apa yang diamati oleh pasukan AS.

"Ada lebih dari 10 kapal cepat Iran yang mengerumuni kapal ini," kata pejabat itu.

"Ada sebuah helikopter terlihat terbang di sekitar, dan, intinya, pasukan kami merespons untuk memantau situasi," imbuhnya.

Pejabat itu mengatakan bahwa AS menolak untuk merilis rincian insiden minggu lalu karena sensitifitas masalah ini.

"Iran sekarang memutarbalikkan ini melawan kami, mengatakan bahwa mereka mencegah kami mengambil kembali kapal ini ketika sangat jelas bahwa pasukan kami hanya memantau di sana," tegasnya.



AS sebelumnya telah menyita sejumlah kapal tanker yang membawa minyak Iran, menuduh mereka melanggar sanksi yang membatasi Republik Islam itu mengekspor sumber daya alamnya. Langkah-langkah ini berawal dari keputusan mantan Presiden Donald Trump untuk keluar dari perjanjian nuklir Iran pada 2018.

Presiden Joe Biden, yang menjadi wakil presiden ketika kesepakatan penting itu dicapai, secara terbuka telah menetapkan untuk memasukinya kembali ke perjanjian itu, tetapi enam putaran negosiasi sejauh ini gagal untuk membangun landasan bersama yang cukup untuk melakukannya.

Sementara itu, Iran telah mulai memperkaya uranium pada tingkat di luar yang ditetapkan dalam perjanjian itu, meskipun negara tersebut menyatakan tidak mencari senjata nuklir.

Pekan lalu Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, diplomat top Presiden baru Iran Ebrahim Raisi, mengatakan tim Teheran akan kembali ke pembicaraan Wina pada bulan ini.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1950 seconds (0.1#10.140)