Taliban Larang Penggunaan Mata Uang Asing di Afghanistan

Rabu, 03 November 2021 - 04:43 WIB
loading...
A A A
Dengan cepatnya musim dingin yang keras datang, Sulaiman Bin Shah, mantan wakil menteri industri dan perdagangan Afghanistan, mengatakan kepada Al Jazeera akhir bulan lalu bahwa orang-orang Afghanistan membayar harga yang sangat mahal karena lambatnya proses diplomatik dan negosiasi.

Program Pangan Dunia mengatakan sekitar 22,8 juta orang – lebih dari setengah dari 39 juta penduduk Afghanistan – menghadapi kerawanan pangan akut dan “berbaris menuju kelaparan”, dibandingkan dengan 14 juta hanya dua bulan lalu.

Krisis pangan, yang diperburuk oleh perubahan iklim, sangat mengerikan di Afghanistan bahkan sebelum pengambilalihan oleh Taliban.

Kelompok-kelompok bantuan mendesak negara-negara, yang prihatin dengan hak asasi manusia di bawah Taliban, untuk terlibat dengan penguasa baru guna mencegah keruntuhan yang mereka katakan dapat memicu krisis migrasi serupa dengan eksodus 2015 dari Suriah yang mengguncang Eropa.



Kepergian pasukan pimpinan AS dan banyak donor internasional meninggalkan negara itu tanpa hibah yang membiayai tiga perempat belanja publik.

Kementerian Keuangan Afghanistan mengatakan pihaknya mengambil pajak harian sekitar USD4,4 juta.
(ian)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)