Sekretaris Kejahatan Nazi Diadili, Diduga Terlibat Pembunuhan 10.000 Orang
loading...
A
A
A
BERLIN - Meski sudah puluhan tahun berselang, namun kekejamanNazi Jerman masih tetap membekas. Karenanya, pengadilan terhadap mantan anggota Nazi terus digelar, meski para tertuduh kini sudah masuk usia sangat lanjut. Salah satu mantan anggota Nazi yang kini sedang diadili adalah Irmgard Furchner (96).
Ia diyakini telah menjadi sekretaris di kamp Nazi Stutthof di Polandia yang diduduki antara tahun 1943 dan 1945 ketika dia masih remaja. Wanita ini diduga mengetahui setiap detail metode pembunuhan yang digunakan kamp Stutthof. Karenanya, Furchner dijuluki 'Sekretaris Kejahatan'.
Furchner diadili karena terlibat dalam pembunuhan lebih dari 10.000 orang. Pengadilan di Itzehoe, Jerman utara telah mendengar bahwa Furchner, yang bekerja di bawah komandan SS Paul Werner Hoppe pada saat itu, mengetahui semua peristiwa mengerikan "sampai ke detail terakhir," dari setiap metode pembunuhan yang digunakan.
Seperti dilaporkan Mirror.co.uk, Jumat (29/10/2021), Furchner adalah wanita pertama serta salah satu terdakwa tertua yang diadili dalam beberapa dekade atas dugaan peran mereka dalam sistem Nazi selama Perang Dunia Kedua. Furchner, diyakini telah mulai bekerja di kamp di pantai Baltik ketika dia baru berusia 18 tahun.
Jaksa Maxi Wantzen mengatakan kepada pengadilan bahwa Furchner memastikan "berfungsinya kamp dengan lancar," membantu 'aparat pembunuh' yang lebih luas dari kamp konsentrasi. Pengadilan mendengar bagaimana pada 22 Juli 1944, perintah diberikan agar sekelompok tahanan di Stutthof diangkut ke Auschwitz untuk dimusnahkan.
Daftar tahanan yang akan dipindahkan ditulis di kantor komandan di Stutthof empat hari kemudian dan penuntut mengklaim bahwa pesan ini pasti ditulis oleh Furchner.
Christoph Rueckel, seorang pengacara yang mewakili korban selamat Holocaust mengatakan kepada penyiar publik NDR bahwa Furchner adalah orang yang 'menangani semua korespondensi' untuk komandan termasuk perintah deportasi dan eksekusi.
Keterlibatan Furchner di kamp pertama kali terungkap ketika petugas menanyainya dan menggeledah apartemennya pada Februari 2017. Setelah empat tahun delapan bulan, kasus itu dibawa ke pengadilan, setelah wanita berusia 96 tahun itu dinyatakan layak untuk diadili.
Dia ditangkap setelah dia melarikan diri dari rumah pensiunnya pada 30 September dan membantah bahwa dia secara pribadi bersalah atas kejahatan apa pun.
Ia diyakini telah menjadi sekretaris di kamp Nazi Stutthof di Polandia yang diduduki antara tahun 1943 dan 1945 ketika dia masih remaja. Wanita ini diduga mengetahui setiap detail metode pembunuhan yang digunakan kamp Stutthof. Karenanya, Furchner dijuluki 'Sekretaris Kejahatan'.
Furchner diadili karena terlibat dalam pembunuhan lebih dari 10.000 orang. Pengadilan di Itzehoe, Jerman utara telah mendengar bahwa Furchner, yang bekerja di bawah komandan SS Paul Werner Hoppe pada saat itu, mengetahui semua peristiwa mengerikan "sampai ke detail terakhir," dari setiap metode pembunuhan yang digunakan.
Seperti dilaporkan Mirror.co.uk, Jumat (29/10/2021), Furchner adalah wanita pertama serta salah satu terdakwa tertua yang diadili dalam beberapa dekade atas dugaan peran mereka dalam sistem Nazi selama Perang Dunia Kedua. Furchner, diyakini telah mulai bekerja di kamp di pantai Baltik ketika dia baru berusia 18 tahun.
Jaksa Maxi Wantzen mengatakan kepada pengadilan bahwa Furchner memastikan "berfungsinya kamp dengan lancar," membantu 'aparat pembunuh' yang lebih luas dari kamp konsentrasi. Pengadilan mendengar bagaimana pada 22 Juli 1944, perintah diberikan agar sekelompok tahanan di Stutthof diangkut ke Auschwitz untuk dimusnahkan.
Daftar tahanan yang akan dipindahkan ditulis di kantor komandan di Stutthof empat hari kemudian dan penuntut mengklaim bahwa pesan ini pasti ditulis oleh Furchner.
Christoph Rueckel, seorang pengacara yang mewakili korban selamat Holocaust mengatakan kepada penyiar publik NDR bahwa Furchner adalah orang yang 'menangani semua korespondensi' untuk komandan termasuk perintah deportasi dan eksekusi.
Keterlibatan Furchner di kamp pertama kali terungkap ketika petugas menanyainya dan menggeledah apartemennya pada Februari 2017. Setelah empat tahun delapan bulan, kasus itu dibawa ke pengadilan, setelah wanita berusia 96 tahun itu dinyatakan layak untuk diadili.
Dia ditangkap setelah dia melarikan diri dari rumah pensiunnya pada 30 September dan membantah bahwa dia secara pribadi bersalah atas kejahatan apa pun.
(esn)