Skandal atau Ceroboh? 2.000 Senjata Api Militer AS Dicuri selama 2010
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Laporan mengejutkan dari Associated Press (AP) pada Juni 2021 telah mendorong Kongres Amerika Serikat (AS) mengatasi masalah sistemik yang menyebabkan lebih dari 2.000 senjata api militer dicuri sepanjang tahun 2010-an.
Menurut laporan AP, lebih dari 2.000 senjata api militer dicuri dari Angkatan Darat, Marinir, dan Angkatan Udara AS sepanjang tahun 2010.
Yang lebih parah, beberapa senjata api militer yang dicuri itu digunakan dalam kejahatan kekerasan.
Sebagai tanggapan, anggota Kongres menulis peraturan yang lebih ketat ke dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS bagi cabang-cabang militer untuk melaporkan dan mencegah pencurian senjata api.
Para anggota Kongres akan bernegosiasi dan membahas perbedaan pendapat dalam Undang-undang yang mereka usulkan sebelum mengirimkan RUU tersebut ke Presiden AS Joe Biden.
Jendral Mark Milley, setelah laporan bulan Juni, mengatakan Departemen Pertahanan (DOD) akan berupaya membuat “perbaikan sistemik” untuk menghentikan proliferasi senjata api AWOL.
Namun, beberapa anggota Kongres tidak yakin apakah Departemen Pertahanan akan melakukan pekerjaan sesuai harapan.
Partai Demokrat di Komite Pengawasan dan Reformasi DPR menulis kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin, "Kami khawatir bahwa DOD tampaknya belum mengembangkan strategi yang koheren untuk meningkatkan kemampuannya dalam mempertanggungjawabkan senjata dan peralatan militer."
Ada juga kurangnya kepercayaan bahwa Departemen Pertahanan akan membuat perubahan yang diperlukan.
Kekhawatiran yang diangkat dalam laporan awal AP mencatat beberapa angkatan bersenjata menyembunyikan informasi dasar, yang menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya senjata api yang dicuri bisa jauh lebih besar.
Ketika para wartawan menanyai pejabat militer, mereka sering diberi pernyataan yang bertentangan.
Menurut laporan AP, lebih dari 2.000 senjata api militer dicuri dari Angkatan Darat, Marinir, dan Angkatan Udara AS sepanjang tahun 2010.
Yang lebih parah, beberapa senjata api militer yang dicuri itu digunakan dalam kejahatan kekerasan.
Sebagai tanggapan, anggota Kongres menulis peraturan yang lebih ketat ke dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS bagi cabang-cabang militer untuk melaporkan dan mencegah pencurian senjata api.
Para anggota Kongres akan bernegosiasi dan membahas perbedaan pendapat dalam Undang-undang yang mereka usulkan sebelum mengirimkan RUU tersebut ke Presiden AS Joe Biden.
Jendral Mark Milley, setelah laporan bulan Juni, mengatakan Departemen Pertahanan (DOD) akan berupaya membuat “perbaikan sistemik” untuk menghentikan proliferasi senjata api AWOL.
Namun, beberapa anggota Kongres tidak yakin apakah Departemen Pertahanan akan melakukan pekerjaan sesuai harapan.
Partai Demokrat di Komite Pengawasan dan Reformasi DPR menulis kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin, "Kami khawatir bahwa DOD tampaknya belum mengembangkan strategi yang koheren untuk meningkatkan kemampuannya dalam mempertanggungjawabkan senjata dan peralatan militer."
Ada juga kurangnya kepercayaan bahwa Departemen Pertahanan akan membuat perubahan yang diperlukan.
Kekhawatiran yang diangkat dalam laporan awal AP mencatat beberapa angkatan bersenjata menyembunyikan informasi dasar, yang menunjukkan bahwa jumlah sebenarnya senjata api yang dicuri bisa jauh lebih besar.
Ketika para wartawan menanyai pejabat militer, mereka sering diberi pernyataan yang bertentangan.
(sya)