Rezim Kim Jong-un: AS Overacting terhadap Uji Coba Rudal Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) pada Kamis (21/10/2021) mengatakan Amerika Serikat (AS) overacting (bereaksi berlebihan) terhadap uji coba rudal Pyongyang baru-baru ini.
Pemerintah komunis itu mempertanyakan ketulusan tawaran perundingan dari Washington, menuduhnya mempraktikkan "standar ganda" soal pengembangan senjata.
Pyongyang telah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa tes senjatanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya seperti yang dilakukan negara-negara lain. Korut menuduh Amerika Serikat, Korea Selatan dan PBB mengadopsi kebijakan bermusuhan dan "standar ganda" terhadap Pyongyang.
"Uji coba rudal balistik baru dari kapal selam minggu ini adalah kegiatan normal Korea Utara untuk melaksanakan rencana pertahanan jangka menengah dan panjangnya dan tidak ditujukan ke Amerika Serikat atau negara lain," kata Kementerian Luar Negeri Pyongyang, melalui seorang juru bicaranya yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip KCNA.
Juru bicara itu mengatakan Washington telah mengambil langkah yang sangat provokatif dengan menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan telah bertemu kemarin menyusul permintaan dari Amerika.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mendesak Pyongyang untuk mematuhi sanksi PBB yang melarang uji coba senjata nuklir dan rudal dan menerima tawaran pembicaraan. Dia menegaskan kembali bahwa Washington tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Pyongyang.
“Sudah waktunya untuk terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif menuju tujuan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea,” katanya.
Menurutnya, Amerika Serikat telah menawarkan untuk bertemu tanpa prasyarat apa pun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan “standar ganda” Amerika Serikat atas pengembangan rudal menimbulkan keraguan atas tawarannya.
“Mengkritik DPRK karena mengembangkan dan menguji coba sistem senjata yang sama dengan yang dimiliki atau dikembangkan AS adalah ekspresi yang jelas dari standar ganda,” kata juru bicara itu, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Itu hanya membangkitkan kecurigaan kami tentang 'ketulusan' pernyataannya bahwa itu tidak (ingin) memusuhi DPRK."
"Setiap perilaku salah oleh Amerika Serikat dan Dewan dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius," imbuh dia, dengan memperingatkan agar jangan merusak "bom waktu" yang berbahaya.
Pemerintah komunis itu mempertanyakan ketulusan tawaran perundingan dari Washington, menuduhnya mempraktikkan "standar ganda" soal pengembangan senjata.
Pyongyang telah mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa tes senjatanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya seperti yang dilakukan negara-negara lain. Korut menuduh Amerika Serikat, Korea Selatan dan PBB mengadopsi kebijakan bermusuhan dan "standar ganda" terhadap Pyongyang.
"Uji coba rudal balistik baru dari kapal selam minggu ini adalah kegiatan normal Korea Utara untuk melaksanakan rencana pertahanan jangka menengah dan panjangnya dan tidak ditujukan ke Amerika Serikat atau negara lain," kata Kementerian Luar Negeri Pyongyang, melalui seorang juru bicaranya yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip KCNA.
Juru bicara itu mengatakan Washington telah mengambil langkah yang sangat provokatif dengan menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan telah bertemu kemarin menyusul permintaan dari Amerika.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mendesak Pyongyang untuk mematuhi sanksi PBB yang melarang uji coba senjata nuklir dan rudal dan menerima tawaran pembicaraan. Dia menegaskan kembali bahwa Washington tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Pyongyang.
“Sudah waktunya untuk terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif menuju tujuan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea,” katanya.
Menurutnya, Amerika Serikat telah menawarkan untuk bertemu tanpa prasyarat apa pun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan “standar ganda” Amerika Serikat atas pengembangan rudal menimbulkan keraguan atas tawarannya.
“Mengkritik DPRK karena mengembangkan dan menguji coba sistem senjata yang sama dengan yang dimiliki atau dikembangkan AS adalah ekspresi yang jelas dari standar ganda,” kata juru bicara itu, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.
"Itu hanya membangkitkan kecurigaan kami tentang 'ketulusan' pernyataannya bahwa itu tidak (ingin) memusuhi DPRK."
"Setiap perilaku salah oleh Amerika Serikat dan Dewan dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius," imbuh dia, dengan memperingatkan agar jangan merusak "bom waktu" yang berbahaya.
(min)