Mengenal Mustafa Kemal Ataturk yang Berpotensi Jadi Nama Jalan di Jakarta

Senin, 18 Oktober 2021 - 11:23 WIB
loading...
A A A
Secara ideologis seorang sekularis dan nasionalis, kebijakan dan teorinya dikenal sebagai Kemalisme. Karena prestasi militer dan politiknya, AtatĂĽrk dianggap sebagai salah satu pemimpin politik terpenting abad ke-20.

AtatĂĽrk menjadi terkenal karena perannya dalam mengamankan kemenangan Turki Utsmaniyah dalam Pertempuran Gallipoli (1915) selama Perang Dunia I.

Menyusul kekalahan dan pembubaran Kekaisaran Ottoman, dia memimpin Gerakan Nasional Turki, yang menentang pembagian daratan Turki di antara kekuatan Sekutu yang menang.



Mendirikan pemerintahan sementara di ibu kota Turki saat ini, Ankara (dikenal dalam bahasa Inggris pada saat itu sebagai Angora), ia mengalahkan pasukan yang dikirim oleh Sekutu, sehingga muncul sebagai pemenang dari apa yang kemudian disebut sebagai Perang Kemerdekaan Turki.

Dia kemudian melanjutkan untuk menghapus Kekaisaran Ottoman yang bobrok dan memproklamirkan berdirinya Republik Turki sebagai gantinya.

Sebagai presiden Republik Turki yang baru dibentuk, AtatĂĽrk memprakarsai program ketat reformasi politik, ekonomi, dan budaya dengan tujuan akhir membangun negara-bangsa modern, progresif, dan sekuler. Dia membuat pendidikan dasar gratis dan wajib, membuka ribuan sekolah baru di seluruh negeri. Dia juga memperkenalkan alfabet Turki berbasis Latin, menggantikan alfabet Turki Ottoman yang lama.

Di eranya, perempuan Turki menerima hak sipil dan politik yang sama. Secara khusus, perempuan diberikan hak pilih dalam pemilihan kepala daerah melalui UU Nomor 1580 pada 3 April 1930 dan beberapa tahun kemudian, pada 1934, kaum perempuan diberikan hak pilih universal penuh.

Pemerintahannya melakukan kebijakan Turkifikasi, berusaha menciptakan bangsa yang homogen dan bersatu. Di bawah AtatĂĽrk, minoritas non-Turki ditekan untuk berbicara bahasa Turki di depan umum dan nama belakang minoritas harus diubah menjadi terjemahan Turki.

Parlemen Turki memberinya nama keluarga Atatürk pada tahun 1934, yang berarti "Bapak Turki", sebagai pengakuan atas perannya dalam membangun Republik Turki modern. Dia meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahçe di Istanbul, pada usia 57 tahun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1795 seconds (0.1#10.140)