Baku Tembak Meletus Saat Aksi Protes di Beirut, 5 Tewas

Kamis, 14 Oktober 2021 - 20:32 WIB
loading...
Baku Tembak Meletus Saat Aksi Protes di Beirut, 5 Tewas
Sedikitnya lima orang tewas setelah baku tembak pecah saat aksi protes di Beirut, Lebanon. Foto/Korea Times
A A A
BEIRUT - Sedikitnya lima orang tewas pada Kamis (14/10/2021) dan lebih dari 30 lainnya cedera ketika baku tembak meletus saat aksi protes yang menyerukan pencopotan seorang hakim yang memimpin penyelidikan atas ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 lalu.

Palang Merah Lebanon melaporkan lima orang tewas selama bentrokan di Ibu Kota Lebanon , Beirut. Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassam Mawlawi mengatakan kepada wartawan penembak jitu dan pria bersenjata menembak orang di kepala, sementara empat roket B7 ditembakkan ke udara, dalam kekerasan terburuk yang pernah terjadi di ibu kota yang dilanda krisis itu dalam lebih dari 10 tahun terakhir.

Ratusan pendukung Hizbullah yang didukung Iran dan sekutu utamanya, Amal, berbaris menuju Istana Kehakiman kota ketika tembakan dilepaskan ke arah pengunjuk rasa dari lokasi yang tidak diketahui. Ini memaksa demonstran dan jurnalis untuk berlindung, menurut pernyataan militer dan stasiun televisi lokal.

Ada beberapa laporan lokal tentang penembak jitu yang menembaki demonstran dari atap gedung di daerah tersebut. Stasiun TV lokal dan video media sosial juga menunjukkan pengunjuk rasa bertopeng menembakkan apa yang tampak seperti AK-47 dari balik penghalang jalan dan tempat pembuangan sampah. Mereka tampaknya menembak balik ke arah orang-orang bersenjata, dan asap hitam membubung dari salah satu bangunan di dekatnya.



Dalam sebuah pernyataan, militer Lebanon, yang dikerahkan secara luas ke lokasi baku tembak, mengatakan akan menembak setiap orang bersenjata di lokasi dan meminta orang-orang untuk mengosongkan jalan.

Saksi mata melaporkan mendengar tembakan roket, dan asap terlihat mengepul dari dalam gedung yang tampaknya telah ditembaki. Episentrum kekerasan, Tayouneh, dekat dengan tempat kelahiran perang saudara Lebanon 1975-1990. Ini telah meningkatkan momok kekerasan lebih lanjut di negara yang dilanda krisis itu.

"Jelas bahwa mereka yang menembaki para pengunjuk rasa adalah kelompok bersenjata terorganisir yang telah merencanakan serangan ini sejak kemarin," kata seorang pejabat tinggi Hizbullah seperti dikutip dari CNN.

"Kami tidak akan membalas. Mereka ingin menyeret kami ke dalam perselisihan sipil dan kami tidak ingin menabur perselisihan sipil," tegasnya.



Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Hizbullah dan Amal, kelompok-kelompok itu menyerukan pendukungnya untuk tetap tenang.

Hizbullah telah menjadi penentang keras Tarek Bitar, hakim populer yang memimpin penyelidikan ledakan di Beirut dan telah mengajukan tuntutan terhadap pejabat tingkat tinggi atas peristiwa itu.

Minggu ini, hakim Bitar telag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap anggota parlemen Ali Hassan Khalil, seorang pejabat tinggi Amal dan mantan Menteri Keuangan Lebanon.

Bitar juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap anggota parlemen Nouhad Machnouk, sekutu mantan Perdana Menteri Saad Hariri dan mantan Menteri Dalam Negeri.



Sejak pengangkatannya pada Februari lalu, Bitar, yang juga mengepalai pengadilan pidana Beirut, telah membidik sejumlah pejabat tinggi politik dan keamanan untuk diinterogasi dalam penyelidikan ledakan di Beirut. Dia adalah penyidik yudisial kedua yang memimpin penyelidikan. Hakim pertama yang bertugas menangani penyelidikan diberhentikan setelah dua mantan menteri yang didakwa dalam penyelidikan berhasil mengajukan mosi untuk pemecatannya.

Beberapa petisi hukum oleh pejabat yang dituntut untuk memberhentikan Bitar tidak berhasil.

Selama pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menghukum hakim Bitar, menuduhnya "dipolitisasi."

Selama dua tahun, Lebanon berada dalam pergolakan depresi ekonomi yang menyebabkan melonjaknya inflasi, tingkat kemiskinan dan pengangguran, serta kerusakan infrastruktur negara yang cepat.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2305 seconds (0.1#10.140)