Polisi Singapura Siap Bongkar Kejahatan dengan Dukungan 90 Ribu CCTV
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Wajar rasanya bila Singapura masuk dalam golongan salah satu negara paling aman di dunia. Negara kecil tetangga Indonesia ini memiliki 90 ribu closed-circuit television ( CCTV ) yang tersebar di seantero negeri.
Seperti dilaporkan Channel News Asia, 90 ribu CCTV itu disebar di blok perumahan umum, tempat parkir bertingkat, pusat lingkungan, dan pusat kota. Menurut Polisi Singapura, keberadaan CCTV telah "terbukti menjadi sumber petunjuk investigasi yang tak ternilai".
Keberadaan 90 ribu CCTV ini telah membantu menyelesaikan 5.000 kasus sejak tahun 2012. Pemerintah Singapura sendiri menargetkan menyebar 200 ribu CCTV pada tahun 2030. Hadirnya CCTV diakui telah sangat membantu Polisi Singapura dalam membongkar suatu kasus kejahatan.
“Di masa lalu, selama penyelidikan, kami tidak memiliki apa pun selain korban dan saksi untuk diandalkan. Jadi, saat itu cukup sulit bagi kami. Kini, kami memiliki rekaman CCTV untuk menentukan orang tersebut, untuk mengidentifikasi orang tersebut dan juga mengkonfirmasi bahwa dia ada di sana,” jelas Inspektur Zaidi, Minggu (10/10).
Menurut Inspektur Zaidi, yang telah menjadi petugas investigasi selama lebih dari satu dekade, sikap dan tindakan seseorang yang terekam CCTV dapat membantu polisi dalam penyelidikan.
Personel Polisi Singapura lainnya, Inspektur Tan Wan Ting, menambahkan, bahwa jumlah CCTV yang bertambah telah sangat membantu. “Dibandingkan 6 tahun lalu, kami hanya memiliki lokasi tertentu yang kami fokuskan. Saat ini, CCTV benar-benar meringankan beban kerja kami, karena kami dapat memiliki cakupan yang lebih baik untuk melihat ke mana tersangka pergi setelah pelanggaran,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa dengan peningkatan teknologi, gambar menjadi lebih jelas, dan itu telah membantu mengidentifikasi tersangka. Menurut para polisi, teknologi analitik video, yang memungkinkan petugas menyisir rekaman dengan lebih mudah, juga “terus disempurnakan”.
Tetapi, para inspektur menekankan, bahwa sementara kamera dapat membantu memecahkan kasus, mereka hanyalah "salah satu dari banyak" alat investigasi yang digunakan.
“Ini masih bermuara pada pengumpulan bukti, bermuara pada keterampilan wawancara yang baik dengan tersangka, saksi, dan bahkan korban. Sehingga kami dapat mengumpulkan laporan insiden yang koheren untuk menentukan motivasi melakukan kejahatan,” kata Inspektur Tan.
Seperti dilaporkan Channel News Asia, 90 ribu CCTV itu disebar di blok perumahan umum, tempat parkir bertingkat, pusat lingkungan, dan pusat kota. Menurut Polisi Singapura, keberadaan CCTV telah "terbukti menjadi sumber petunjuk investigasi yang tak ternilai".
Keberadaan 90 ribu CCTV ini telah membantu menyelesaikan 5.000 kasus sejak tahun 2012. Pemerintah Singapura sendiri menargetkan menyebar 200 ribu CCTV pada tahun 2030. Hadirnya CCTV diakui telah sangat membantu Polisi Singapura dalam membongkar suatu kasus kejahatan.
“Di masa lalu, selama penyelidikan, kami tidak memiliki apa pun selain korban dan saksi untuk diandalkan. Jadi, saat itu cukup sulit bagi kami. Kini, kami memiliki rekaman CCTV untuk menentukan orang tersebut, untuk mengidentifikasi orang tersebut dan juga mengkonfirmasi bahwa dia ada di sana,” jelas Inspektur Zaidi, Minggu (10/10).
Menurut Inspektur Zaidi, yang telah menjadi petugas investigasi selama lebih dari satu dekade, sikap dan tindakan seseorang yang terekam CCTV dapat membantu polisi dalam penyelidikan.
Personel Polisi Singapura lainnya, Inspektur Tan Wan Ting, menambahkan, bahwa jumlah CCTV yang bertambah telah sangat membantu. “Dibandingkan 6 tahun lalu, kami hanya memiliki lokasi tertentu yang kami fokuskan. Saat ini, CCTV benar-benar meringankan beban kerja kami, karena kami dapat memiliki cakupan yang lebih baik untuk melihat ke mana tersangka pergi setelah pelanggaran,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa dengan peningkatan teknologi, gambar menjadi lebih jelas, dan itu telah membantu mengidentifikasi tersangka. Menurut para polisi, teknologi analitik video, yang memungkinkan petugas menyisir rekaman dengan lebih mudah, juga “terus disempurnakan”.
Tetapi, para inspektur menekankan, bahwa sementara kamera dapat membantu memecahkan kasus, mereka hanyalah "salah satu dari banyak" alat investigasi yang digunakan.
“Ini masih bermuara pada pengumpulan bukti, bermuara pada keterampilan wawancara yang baik dengan tersangka, saksi, dan bahkan korban. Sehingga kami dapat mengumpulkan laporan insiden yang koheren untuk menentukan motivasi melakukan kejahatan,” kata Inspektur Tan.
(esn)