Biden Janji Sembuhkan Luka Rasial AS Saat Protes Meluas
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Dalam pidato penting pertama dalam beberapa pekan, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji tidak akan mengipasi api kebencian jika terpilih presiden.
Dia akan berupaya menyembuhkan luka rasial yang telah lama mengganggu AS. Saat berbicara di Philadelphia yang diguncang kerusuhan, Biden menyoroti cara Presiden Donald Trump menangani gelombang unjuk rasa terakit rasisme dan perilaku sewenang-wenang polisi.
Biden mengkritik keputusan Trump yang memilih foto di samping gereja bersejarah dekat Gedung Putih setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah demonstran untuk membubarkan mereka.
“Saat demonstran damai dibubarkan dengan perintah presiden dari pintu rumah rakyat, Gedung Putih, menggunakan gas air mata dan granat kejut, demi berfoto di satu gereja, kita dapat memaafkan untuk meyakini bahwa presiden lebih tertarik dengan kekuasaan dibandingkan prinsip,” ujar Biden dalam teks pidatonya yang diperoleh Reuters.
Sejumlah kota di AS diguncang unjuk rasa sejak George Floyd, pria Afro-Amerika, tewas di tangan polisi di Minneapolis pada 25 Mei. (Baca Juga: Terungkap, China Sempat Tunda Rilis Informasi Virus Corona)
Biden menyebut kematian Floyd sebagai panggilan bangkit untuk bangsa. “Saya janjikan Anda ini. Saya tidak akan menggencarkan ketakutan dan perpecahan. Saya tidak akan mengipasi api kebencian,” kata dia.
Biden berupaya menyeimbangkan antara memahami kemarahan publik terkait tindakan berlebihan polisi dan mengecam kekerasan sebagai cara merespon kejadian itu. (Baca Juga: Puluhan Tentara Rusia Jadi Relawan Vaksin Virus Corona)
Dia akan berupaya menyembuhkan luka rasial yang telah lama mengganggu AS. Saat berbicara di Philadelphia yang diguncang kerusuhan, Biden menyoroti cara Presiden Donald Trump menangani gelombang unjuk rasa terakit rasisme dan perilaku sewenang-wenang polisi.
Biden mengkritik keputusan Trump yang memilih foto di samping gereja bersejarah dekat Gedung Putih setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah demonstran untuk membubarkan mereka.
“Saat demonstran damai dibubarkan dengan perintah presiden dari pintu rumah rakyat, Gedung Putih, menggunakan gas air mata dan granat kejut, demi berfoto di satu gereja, kita dapat memaafkan untuk meyakini bahwa presiden lebih tertarik dengan kekuasaan dibandingkan prinsip,” ujar Biden dalam teks pidatonya yang diperoleh Reuters.
Sejumlah kota di AS diguncang unjuk rasa sejak George Floyd, pria Afro-Amerika, tewas di tangan polisi di Minneapolis pada 25 Mei. (Baca Juga: Terungkap, China Sempat Tunda Rilis Informasi Virus Corona)
Biden menyebut kematian Floyd sebagai panggilan bangkit untuk bangsa. “Saya janjikan Anda ini. Saya tidak akan menggencarkan ketakutan dan perpecahan. Saya tidak akan mengipasi api kebencian,” kata dia.
Biden berupaya menyeimbangkan antara memahami kemarahan publik terkait tindakan berlebihan polisi dan mengecam kekerasan sebagai cara merespon kejadian itu. (Baca Juga: Puluhan Tentara Rusia Jadi Relawan Vaksin Virus Corona)
(sya)