CIA Evakuasi Anggota Unit Zero yang Terkenal Brutal pada Warga Sipil Afghanistan

Kamis, 07 Oktober 2021 - 19:41 WIB
loading...
CIA Evakuasi Anggota...
Warga Afghanistan dievakuasi dengan pesawat angkut Airbus A400 menuju Tashkent, Uzbekistan, 26 Agustus 2021. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Lebih dari 122.000 orang, termasuk puluhan ribu warga Afghanistan dievakuasi dari Kabul pada Agustus, saat negara itu jatuh ke tangan Taliban.

Mereka yang dievakuasi itu sebagian besar pernah bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO selama perang 20 tahun di Afghanistan.

“Anggota dari Unit Zero yakni pasukan paramiliter Afghanistan bayangan yang disponsori dan dikendalikan Badan Intelijen Sentral AS (CIA), menikmati status prioritas untuk evakuasi ke Amerika Serikat,” ungkap para mantan pejabat senior intelijen AS dan Afghanistan serta mantan komando Afghanistan yang tahu langsung situasi itu pada The Intercept, dilansir Sputnik pada Kamis (7/10/2021).



Sebanyak 7.000 mantan komando Unit Zero dan anggota keluarga mereka diyakini telah diterbangkan dari Afghanistan.



“Kebanyakan dari mereka pertama kali dibawa ke pangkalan militer AS di Qatar, dan kemudian diterbangkan ke pangkalan di Virginia dan New Jersey, Ramstein di Jerman, dan Uni Emirat Arab sebelum pemukiman kembali secara permanen,” ungkap beberapa sumber.



Secara kolektif dikenal sebagai “Unit Serangan Nasional”, para komando Unit Zero membantu pasukan AS dalam menjaga Bandara Internasional Hamid Karzai dalam dua pekan terakhir operasi evakuasi dari Kabul.

Para anggota Unit Zero itu dilaporkan meminta uang pada warga sipil Afghanistan untuk melewati gerbang bandara Kabul.

Al Jazeera melaporkan satu kejadian seperti itu, saat seorang penerjemah dipukuli pasukan komando Unit Zero, dan diberitahu bahwa dia, suaminya, dan tiga anak mereka tidak akan diizinkan melewati gerbang kecuali dia membayar USD5.000 untuk dirinya sendiri dan setiap anggota keluarganya.

Wanita itu ditolak masuk bandara Kabul karena tidak mampu membayar suap yang jumlahnya sangat besar tersebut.

Pasukan Unit Zero dikatakan telah diberi prioritas di atas komando pasukan khusus elit Tentara Nasional Afghanistan.

Dua mantan anggota pasukan khusus Afghanistan mengatakan tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengevakuasi mereka dan keluarga mereka.

Situasi itu membuat anggota tentara Afghanistan harus bersembunyi dan berjuang sendiri ketika pasukan Taliban mulai memburu mantan pejabat pemerintah dan personel militer.

Sekitar empat dari mantan komandan tentara resmi Afghanistan diduga telah dilacak dan dibunuh, menurut sumber The Intercept.

CIA diperkirakan memiliki pengaruh yang signifikan dalam evakuasi Kabul, dengan laporan di Washington Post pekan lalu memperkirakan hingga 20.000 warga Afghanistan yang bekerja sama dengan CIA dan anggota keluarga mereka berhasil naik penerbangan evakuasi.

Jumlah tersebut hampir sepertiga dari 60.000 orang atau lebih warga Afghanistan yang diterbangkan Amerika Serikat secara keseluruhan.

Jejak Darah dan Teror

Dalam operasi mereka, seringkali bersama agen CIA atau pasukan khusus AS, pasukan Unit Zero terkenal sangat brutal terhadap non-kombatan atau warga sipil.

Human Rights Watch dan kelompok hak asasi manusia (HAM) lainnya menuduh Unit Zero melakukan berbagai pelanggaran HAM dan kejahatan perang langsung, termasuk eksekusi orang dewasa sipil dan anak-anak selama penggerebekan malam hari.

Dibuat sebagai kekuatan paramiliter gerilya, Unit Zero awalnya dibayangkan oleh CIA sebagai sarana untuk melawan pejuang Taliban yang melakukan perjalanan bolak-balik antara perbatasan Afghanistan-Pakistan yang keropos.

Pasukan Unit Zero itu memungkinkan AS mengirim mereka pada serangan lintas perbatasan, sesuatu yang tidak dapat diambil risikonya oleh personel militer AS karena hubungan baik secara resmi antara Washington dan Islamabad.

Komando Unit Zero juga digunakan untuk melakukan misi yang mungkin menodai reputasi AS, dengan penggunaan unit pesawat tempur Unit Zero yang dikatakan memungkinkan penyangkalan yang masuk akal oleh Washington jika mereka terlibat dalam kegiatan ilegal atau kejahatan perang.

Pasukan Unit Zero digabungkan ke dalam program bersama antara CIA dan Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan pada 2010, dengan AS mendanai operasi unit tersebut.

Pada 2019, mantan Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib mengkonfirmasi bahwa pasukan Unit Zero dikendalikan CIA.

Mohib mengatakan dia “tidak sepenuhnya menyadari” bagaimana mereka beroperasi. Pada Januari 2021, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dilaporkan mengindikasikan mereka akan menghentikan pendanaan dan kerja sama dengan pasukan Unit Zero dalam waktu satu tahun.

Akhir tahun lalu, penyelidikan mendalam terhadap kegiatan Unit Zero hanya di satu wilayah menemukan selama periode enam bulan pada 2019, lebih dari 50 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, dibunuh secara darah dingin oleh pasukan Unit Zero dalam serangkaian serangan di provinsi Wardak, sekitar 110 km barat daya Kabul.

Dalam laporan 2019, aktivis masyarakat sipil dan sumber lain mengatakan kepada Human Rights Watch tentang “pelanggaran hak asasi manusia sistemik” yang melibatkan paramiliter yang didukung CIA, polisi dan pasukan keamanan lainnya, termasuk penyiksaan, penghilangan paksa, dan pembunuhan di luar proses hukum.

Kamis (7/10/2021) menandai peringatan 20 tahun dimulainya invasi pimpinan AS ke Afghanistan pada 2001.

Dimulai setelah serangan teror 9/11 di New York dan Washington dengan dalih kebutuhan untuk melenyapkan terduga dalang teroris Pemimpin Alqaeda Osama bin Laden, perang di Afghanistan segera menjadi misi pembangunan bangsa.

Proyek Biaya Perang Brown University memperkirakan perang tersebut merugikan pembayar pajak AS lebih dari USD2,2 triliun (atau sekitar USD300 juta per hari selama hampir 20 tahun).

Hingga 100.000 warga sipil Afghanistan, 70.500 lebih personel pasukan keamanan Afghanistan, puluhan ribu pejuang Taliban, lebih dari 3.500 tentara AS dan koalisi, dan 4.000 lebih tentara bayaran Barat tewas dalam konflik tersebut.

Osama bin Laden dilaporkan tewas di Pakistan pada Mei 2011 dalam serangan tim Navy SEAL dan dibuang ke laut.

Namun perang pimpinan AS di Afghanistan berlanjut selama lebih dari sepuluh tahun setelah itu.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1120 seconds (0.1#10.140)