Gedung Putih Pantau Perkembangan Kesehatan Kim Jong-un
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih dilaporkan telah mengetahui kabar mengenai kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Hal itu diungakapkan oleh seorang pejabat Amerika Serikat (AS).
"Kami memantau laporan ini dengan sangat cermat," ujar penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, Robert O'Brien, yang disitir Reuters dari Fox News, Rabu (22/4/2020).
Ditanya tentang bagaimana suksesi politik di Korut, O'Brien mengatakan: “Asumsi dasarnya mungkin adalah seseorang dalam keluarga. Tapi, sekali lagi, masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu karena kita tidak tahu bagaimana kondisi Ketua Kim dan kita harus melihat bagaimana hasilnya.
Sebelumnya kantor berita AS, CNN, melaporkan bahwa kondisi kesehatan Kim Jong-un berada dalam bahaya besar usai menjalan operasi.
Terkait laporan tersebut, sebuah sumber resmi AS yang akrab dengan laporan internal mengenai Kort mempertanyakan laporan tersebut.
"Setiap laporan langsung yang dapat dipercaya berkaitan dengan Kim akan menjadi (laporan) intelijen yang sangat rahasia dan tidak mungkin bocor ke media," kata seorang spesialis Korea yang bekerja untuk pemerintah AS dengan syarat anonim.
Laporan dari dalam Korut terkenal sulit, terutama pada hal-hal yang menyangkut kepemimpinan negara, diberikan kontrol ketat pada informasi. Ada laporan yang salah dan bertentangan di masa lalu tentang hal-hal yang berkaitan dengan para pemimpinnya.
Masalah kesehatan potensial Kim dapat memicu ketidakpastian mengenai masa depan pemerintahan dinasti Korut dan menghentikan pembicaraan denuklirisasi dengan AS.
Dengan tidak ada perincian yang diketahui tentang anak-anaknya yang masih kecil, para analis mengatakan saudara perempuannya dan para loyalis dapat membentuk sebuah wali sampai seorang penerus cukup dewasa untuk mengambil alih.
Kim Jong-un adalah pemimpin Korut pertama yang melintasi perbatasan ke Korea Selatan (Korsel) untuk bertemu Presiden Moon Jae-in pada 2018. Kedua Korea secara teknis masih berperang, karena Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
"Kami memantau laporan ini dengan sangat cermat," ujar penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, Robert O'Brien, yang disitir Reuters dari Fox News, Rabu (22/4/2020).
Ditanya tentang bagaimana suksesi politik di Korut, O'Brien mengatakan: “Asumsi dasarnya mungkin adalah seseorang dalam keluarga. Tapi, sekali lagi, masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu karena kita tidak tahu bagaimana kondisi Ketua Kim dan kita harus melihat bagaimana hasilnya.
Sebelumnya kantor berita AS, CNN, melaporkan bahwa kondisi kesehatan Kim Jong-un berada dalam bahaya besar usai menjalan operasi.
Terkait laporan tersebut, sebuah sumber resmi AS yang akrab dengan laporan internal mengenai Kort mempertanyakan laporan tersebut.
"Setiap laporan langsung yang dapat dipercaya berkaitan dengan Kim akan menjadi (laporan) intelijen yang sangat rahasia dan tidak mungkin bocor ke media," kata seorang spesialis Korea yang bekerja untuk pemerintah AS dengan syarat anonim.
Laporan dari dalam Korut terkenal sulit, terutama pada hal-hal yang menyangkut kepemimpinan negara, diberikan kontrol ketat pada informasi. Ada laporan yang salah dan bertentangan di masa lalu tentang hal-hal yang berkaitan dengan para pemimpinnya.
Masalah kesehatan potensial Kim dapat memicu ketidakpastian mengenai masa depan pemerintahan dinasti Korut dan menghentikan pembicaraan denuklirisasi dengan AS.
Dengan tidak ada perincian yang diketahui tentang anak-anaknya yang masih kecil, para analis mengatakan saudara perempuannya dan para loyalis dapat membentuk sebuah wali sampai seorang penerus cukup dewasa untuk mengambil alih.
Kim Jong-un adalah pemimpin Korut pertama yang melintasi perbatasan ke Korea Selatan (Korsel) untuk bertemu Presiden Moon Jae-in pada 2018. Kedua Korea secara teknis masih berperang, karena Perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.