Waspada! Penyakit Menular Baru Disebabkan Virus Ditemukan di Jepang
loading...
A
A
A
Salah satu nairovirus diketahui menyebabkan demam berdarah Krimea-Kongo, yang bermanifestasi sebagai nyeri otot, diare, dan pendarahan pada kulit, yang berpotensi menyebabkan gagal hati dan kematian.
Virus baru itu tampaknya paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, masing-masing ditemukan di Rumania dan Uzbekistan.
Virus Tamdy menyebabkan demam akut di China dalam beberapa tahun terakhir, menurut penelitian yang diterbitkan pada 2020.
Virus Yezo baru dapat menyebabkan suhu tinggi hingga 39 derajat Celcius, serta mengurangi jumlah trombosit darah dan sel darah sementara atau leukosit yang bertugas melindungi tubuh manusia dari agen infeksi seperti bakteri dan virus.
Para peneliti kemudian menganalisis sampel darah dari beberapa pasien lain dengan gejala yang sama mulai dari 2014.
“Sekitar tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014, tetapi, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi,” ungkap Matsuno, dilansir RT.com pada Selasa (5/10/2021).
Para ilmuwan juga berusaha menemukan sumber virus. Mereka menemukan RNA virus Yezo hadir dalam tiga spesies kutu utama di seluruh pulau Jepang utara.
Antibodi terhadap virus juga ditemukan pada rusa dan rakun yang menghuni daerah tersebut.
Sekarang para peneliti percaya bahwa pengujian untuk penyakit baru di luar Hokkaido adalah yang paling penting.
Tim berencana melacak potensi penyebaran virus secara nasional pada manusia dan hewan.
Virus baru itu tampaknya paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, masing-masing ditemukan di Rumania dan Uzbekistan.
Virus Tamdy menyebabkan demam akut di China dalam beberapa tahun terakhir, menurut penelitian yang diterbitkan pada 2020.
Virus Yezo baru dapat menyebabkan suhu tinggi hingga 39 derajat Celcius, serta mengurangi jumlah trombosit darah dan sel darah sementara atau leukosit yang bertugas melindungi tubuh manusia dari agen infeksi seperti bakteri dan virus.
Para peneliti kemudian menganalisis sampel darah dari beberapa pasien lain dengan gejala yang sama mulai dari 2014.
“Sekitar tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014, tetapi, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi,” ungkap Matsuno, dilansir RT.com pada Selasa (5/10/2021).
Para ilmuwan juga berusaha menemukan sumber virus. Mereka menemukan RNA virus Yezo hadir dalam tiga spesies kutu utama di seluruh pulau Jepang utara.
Antibodi terhadap virus juga ditemukan pada rusa dan rakun yang menghuni daerah tersebut.
Sekarang para peneliti percaya bahwa pengujian untuk penyakit baru di luar Hokkaido adalah yang paling penting.
Tim berencana melacak potensi penyebaran virus secara nasional pada manusia dan hewan.