Wajah Reynhard Sinaga Babak Belur setelah Dihajar Korban Pemerkosaannya
loading...
A
A
A
Sinaga tiba di Inggris pada 2007 untuk belajar di Universitas Manchester dan dapat tetap melanjutkan pendidikan tinggi berkat ayahnya yang kaya.
Sinaga dipukuli begitu parah oleh seorang remaja yang dia bujuk ke apartemennya. Melihat lukanya, para profesional medis mengira dia mengalami pendarahan di otak.
Korban remaja pemain rugby berhasil melarikan diri dari apartemen Sinaga di dekat Gay Village, dan memanggil layanan darurat untuk merawat Sinaga.
Sinaga direkam di CCTV sedang ditandu, bangun dan pingsan dari kesadaran serta dilarikan ke MRI.
Meskipun mengetahui bahwa dia telah melakukan pemerkosaan yang mengerikan terhadap ratusan pria, Sinaga dengan dingin bertanya kepada seorang perawat ketika dia datang apakah dia telah diserang secara seksual.
Korban terakhirnya adalah kunci membuka kedok pemerkosa yang produktif itu. Sinaga menargetkan pria lajang dan membawa mereka kembali ke apartemennya sebelum membius mereka dengan GBH atau GBL.
Sinaga menyamar sebagai Orang Samaria yang Baik dan berpura-pura membantu remaja itu mencari teman-temannya, tetapi korbannya terbangun di tengah pemerkosaan.
Berbeda dengan korban lainnya, remaja itu berhasil melawan dengan memukuli Sinaga dan melarikan diri dari apartemen itu dengan membawa telepon milik Sinaga.
Menelepon polisi, korban pemberani itu berkata, “Halo, saya baru saja, saya keluar tadi malam dan kemudian seseorang membawa saya ke rumahnya yang tidak ingin saya diajaknya, tidak membiarkan saya meninggalkan rumahnya, dan dia akhirnya mencoba memperkosa saya.”
“Saya mencoba mendorongnya menjauh, saya berlumuran darah karena saya mencoba memukulnya untuk menjauh dari saya. Saya tahu itu kekerasan, tetapi saya harus memukulnya beberapa kali hanya untuk menghentikannya menyerang saya, dia berada di atas saya,” papar dia.
Sinaga dipukuli begitu parah oleh seorang remaja yang dia bujuk ke apartemennya. Melihat lukanya, para profesional medis mengira dia mengalami pendarahan di otak.
Korban remaja pemain rugby berhasil melarikan diri dari apartemen Sinaga di dekat Gay Village, dan memanggil layanan darurat untuk merawat Sinaga.
Sinaga direkam di CCTV sedang ditandu, bangun dan pingsan dari kesadaran serta dilarikan ke MRI.
Meskipun mengetahui bahwa dia telah melakukan pemerkosaan yang mengerikan terhadap ratusan pria, Sinaga dengan dingin bertanya kepada seorang perawat ketika dia datang apakah dia telah diserang secara seksual.
Korban terakhirnya adalah kunci membuka kedok pemerkosa yang produktif itu. Sinaga menargetkan pria lajang dan membawa mereka kembali ke apartemennya sebelum membius mereka dengan GBH atau GBL.
Sinaga menyamar sebagai Orang Samaria yang Baik dan berpura-pura membantu remaja itu mencari teman-temannya, tetapi korbannya terbangun di tengah pemerkosaan.
Berbeda dengan korban lainnya, remaja itu berhasil melawan dengan memukuli Sinaga dan melarikan diri dari apartemen itu dengan membawa telepon milik Sinaga.
Menelepon polisi, korban pemberani itu berkata, “Halo, saya baru saja, saya keluar tadi malam dan kemudian seseorang membawa saya ke rumahnya yang tidak ingin saya diajaknya, tidak membiarkan saya meninggalkan rumahnya, dan dia akhirnya mencoba memperkosa saya.”
“Saya mencoba mendorongnya menjauh, saya berlumuran darah karena saya mencoba memukulnya untuk menjauh dari saya. Saya tahu itu kekerasan, tetapi saya harus memukulnya beberapa kali hanya untuk menghentikannya menyerang saya, dia berada di atas saya,” papar dia.