Sepak Terjang Adik Kim Jong-un yang Akan Jadi Wanita Paling Berbahaya di Dunia
loading...
A
A
A
“Pada Maret 2020, Kim Yo-jong mengeluarkan pernyataan resmi pertamanya, mengecam kantor kepresidenan Korea Selatan, yang disebut Blue House [Gedung Biru], yang telah meminta Korea Utara untuk menghentikan latihan tembakan langsungnya. Dia menyebut kepemimpinan [Korea Selatan] sebagai 'anak belaka' dan 'anak yang terbakar takut api'," katanya.
“Dua hari kemudian Kim Jong-un mengirim pesan belasungkawa atas merebaknya Covid-19 di Korea Selatan. Ini 'menggarisbawahi persahabatan dan kepercayaannya yang tak tergoyahkan terhadap Presiden Moon dan mengatakan bahwa dia akan terus mengirimkan harapan terbaiknya agar Presiden Moon dapat mengatasinya'," lanjut Lim.
“Pesan itu membuat pengamat Korea bingung, apakah saudara kandung itu berselisih atas hubungan Korea Utara-Korea Selatan atau apakah ini menunjukkan diplomasi ‘polisi baik-polisi jahat’.”
Pertarungan Sengit untuk Kekuasaan
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un meningkat sekali lagi baru-baru ini ketika pemimpin tersebut tampil di depan umum dengan tubuh yang jauh lebih ramping.
Sudah bertahun-tahun desas-desus penyakit terus-menerus mengikuti penampakan memar aneh di tubuhnya, serta perban yang tidak disembunyikan dengan baik.
Leonid Petroc, pakar Studi Korea di Universitas Nasional Australia, mengatakan jika sesuatu terjadi pada Kim Jong-un, “perebutan kekuasaan yang sengit tidak dapat dihindari”.
“Kepemimpinan kolektif yang terdiri dari petinggi militer dan sesepuh partai kemungkinan akan turun tangan dan menjalankan negara,” kata Petroc kepada news.com.au, Sabtu (2/10/2021).
“Kim Yo-jong mungkin terlalu kejam dan tak terduga untuk ditoleransi oleh elite Korea Utara. Mereka telah hidup dalam ketakutan cukup lama dan tidak akan membutuhkan lalim lain dengan aturan baru untuk bertahan hidup.”
"Partai dan tentara dapat beralih ke anggota keluarga yang lebih lembut—dan lebih lemah untuk memimpin, untuk memberi mereka legitimasi untuk memerintah Korea Utara," paparnya.
“Dua hari kemudian Kim Jong-un mengirim pesan belasungkawa atas merebaknya Covid-19 di Korea Selatan. Ini 'menggarisbawahi persahabatan dan kepercayaannya yang tak tergoyahkan terhadap Presiden Moon dan mengatakan bahwa dia akan terus mengirimkan harapan terbaiknya agar Presiden Moon dapat mengatasinya'," lanjut Lim.
“Pesan itu membuat pengamat Korea bingung, apakah saudara kandung itu berselisih atas hubungan Korea Utara-Korea Selatan atau apakah ini menunjukkan diplomasi ‘polisi baik-polisi jahat’.”
Pertarungan Sengit untuk Kekuasaan
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un meningkat sekali lagi baru-baru ini ketika pemimpin tersebut tampil di depan umum dengan tubuh yang jauh lebih ramping.
Sudah bertahun-tahun desas-desus penyakit terus-menerus mengikuti penampakan memar aneh di tubuhnya, serta perban yang tidak disembunyikan dengan baik.
Leonid Petroc, pakar Studi Korea di Universitas Nasional Australia, mengatakan jika sesuatu terjadi pada Kim Jong-un, “perebutan kekuasaan yang sengit tidak dapat dihindari”.
“Kepemimpinan kolektif yang terdiri dari petinggi militer dan sesepuh partai kemungkinan akan turun tangan dan menjalankan negara,” kata Petroc kepada news.com.au, Sabtu (2/10/2021).
“Kim Yo-jong mungkin terlalu kejam dan tak terduga untuk ditoleransi oleh elite Korea Utara. Mereka telah hidup dalam ketakutan cukup lama dan tidak akan membutuhkan lalim lain dengan aturan baru untuk bertahan hidup.”
"Partai dan tentara dapat beralih ke anggota keluarga yang lebih lembut—dan lebih lemah untuk memimpin, untuk memberi mereka legitimasi untuk memerintah Korea Utara," paparnya.