Dua Jenderal Top AS Sudah Minta Biden Pertahankan 2.500 Tentara di Afghanistan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Dua jenderal top Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka sudah merekomendasikan mempertahankan kekuatan 2.500 tentara di Afghanistan.
Saran itu sudah dilontarkan sebelum penarikan penuh pasukan AS pada Agustus lalu.
Kesaksian oleh Jenderal Mark Milley dan Jenderal Frank McKenzie kepada Kongres tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden Joe Biden yang mengaku tidak mengingat nasihat semacam itu.
Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus, setelah dengan cepat merebut seluruh negeri.
Jenderal Milley mengatakan AS terkejut dengan kecepatan runtuhnya pemerintah Afghanistan.
Kedua jenderal AS itu diinterogasi komite angkatan bersenjata Senat bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Selasa (28/9/2021).
Sidang itu dilakukan beberapa pekan setelah penarikan yang kacau di bandara Kabul ketika kekuatan asing berusaha membawa pulang warganya dan ribuan warga Afghanistan yang putus asa memohon diselamatkan.
Satu serangan bunuh diri menewaskan 182 orang selama operasi penarikan. Tiga belas personel layanan AS dan 169 warga Afghanistan tewas di gerbang bandara Kabul pada 26 Agustus.
Jenderal McKenzie sebagai kepala Komando Pusat AS yang mengawasi penarikan dari Afghanistan, mengatakan saat diinterogasi senator Partai Republik bahwa dia merekomendasikan menjaga kekuatan kecil 2.500 tentara AS di Afghanistan.
Saran ini tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden Joe Biden kepada seorang jurnalis ABC pada 19 Agustus bahwa dia tidak ingat siapa pun yang memberinya nasihat seperti itu.
Jenderal Milley mengatakan dia setuju dengan rekomendasi tersebut, tetapi ketika ditanya Senator dari Partai Republik Alaska Dan Sullivan apakah komentar Biden adalah "pernyataan yang salah", dia menolak untuk memberikan jawaban langsung.
Kemudian juru bicara Gedung Putih Jen Psaki membahas masalah ini.
"Presiden menghargai nasihat jujur dari... para pemimpin gabungan dan militer. Itu tidak berarti dia selalu setuju dengan itu," ungkap Psaki.
Dia mengatakan bahwa jika pasukan tetap di negara itu setelah batas waktu Agustus, AS sekarang akan berperang dengan Taliban.
Saran itu sudah dilontarkan sebelum penarikan penuh pasukan AS pada Agustus lalu.
Kesaksian oleh Jenderal Mark Milley dan Jenderal Frank McKenzie kepada Kongres tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden Joe Biden yang mengaku tidak mengingat nasihat semacam itu.
Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus, setelah dengan cepat merebut seluruh negeri.
Jenderal Milley mengatakan AS terkejut dengan kecepatan runtuhnya pemerintah Afghanistan.
Kedua jenderal AS itu diinterogasi komite angkatan bersenjata Senat bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Selasa (28/9/2021).
Sidang itu dilakukan beberapa pekan setelah penarikan yang kacau di bandara Kabul ketika kekuatan asing berusaha membawa pulang warganya dan ribuan warga Afghanistan yang putus asa memohon diselamatkan.
Satu serangan bunuh diri menewaskan 182 orang selama operasi penarikan. Tiga belas personel layanan AS dan 169 warga Afghanistan tewas di gerbang bandara Kabul pada 26 Agustus.
Jenderal McKenzie sebagai kepala Komando Pusat AS yang mengawasi penarikan dari Afghanistan, mengatakan saat diinterogasi senator Partai Republik bahwa dia merekomendasikan menjaga kekuatan kecil 2.500 tentara AS di Afghanistan.
Saran ini tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden Joe Biden kepada seorang jurnalis ABC pada 19 Agustus bahwa dia tidak ingat siapa pun yang memberinya nasihat seperti itu.
Jenderal Milley mengatakan dia setuju dengan rekomendasi tersebut, tetapi ketika ditanya Senator dari Partai Republik Alaska Dan Sullivan apakah komentar Biden adalah "pernyataan yang salah", dia menolak untuk memberikan jawaban langsung.
Kemudian juru bicara Gedung Putih Jen Psaki membahas masalah ini.
"Presiden menghargai nasihat jujur dari... para pemimpin gabungan dan militer. Itu tidak berarti dia selalu setuju dengan itu," ungkap Psaki.
Dia mengatakan bahwa jika pasukan tetap di negara itu setelah batas waktu Agustus, AS sekarang akan berperang dengan Taliban.
(sya)