Lawan AUKUS, China Didesak Bersiap Lakukan Serangan Nuklir Pertama

Sabtu, 25 September 2021 - 00:06 WIB
loading...
A A A


AS memiliki kebijakan untuk tidak pernah menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir terhadap mayoritas negara lain termasuk semua yang tidak memiliki senjata nuklir—tetapi telah mengecualikan China, Rusia dan Korea Utara dari kebijakan tersebut.

Kebijakan nuklir global berubah dengan cepat ketika sejumlah perjanjian era Perang Dingin—terutama New START dan Intermediate Range Nuclear Forces Treaty (INF)—berakhir, di mana Washington berharap untuk menegosiasikan ulang INF untuk memasukkan China.

Zukang, dalam pidatonya, mengatakan “hanya masalah waktu” sebelum kesepakatan semacam itu dinegosiasikan, tetapi Beijing harus siap untuk mengambil sikap yang lebih agresif sampai ketiganya menandatangani kertas perjanjian.

China berada di tengah-tengah peningkatan besar kekuatan nuklirnya, yang dalam beberapa tahun terakhir telah memperlihatkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang lebih canggih dan rudal nuklir hipersonik yang dianggap tidak dapat dihentikan oleh sistem pertahanan rudal saat ini.

Beijing diperkirakan memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir yang dapat dipasang pada rudal-rudal itu saat ini, tetapi juga diperkirakan berada di tengah-tengah perluasan besar persenjataan itu.

Perkiraan itu muncul setelah penemuan pada bulan Juli dari dua pangkalan rudal besar baru yang sedang dibangun di daerah gurun terpencil di China.

Para ahli percaya yang pertama, di dekat kota Yumen, pada akhirnya akan menampung 120 silo sedangkan yang kedua, di dekat kota Hami, akan menampung 110 silo. Selusin lainnya sedang dibangun di dekat Jilantai, dengan situs yang lebih tua juga sedang ditingkatkan.

Setiap silo dapat menampung rudal nuklir, dengan masing-masing rudal mampu membawa hingga 12 hulu ledak nuklir jika China meningkatkan semuanya untuk membawa misil DF-41 terbarunya.

Itu berarti persenjataan nuklir China secara teoritis dapat berkembang menjadi 875 hulu ledak. Hu Xijin, editor surat kabar Global Times—corong propaganda negara China—, sebelumnya berpendapat bahwa itu harus diperluas menjadi 1.000.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1623 seconds (0.1#10.140)