Serikat Buruh Australia Tolak Pakta Kapal Selam Nuklir, Ogah Perang dengan China

Kamis, 23 September 2021 - 05:01 WIB
loading...
A A A
Tetapi ternyata banyak orang di dalam Australia juga tidak senang dengan AUKUS karena dua serikat pekerja utama negara itu mengeluarkan kata-kata kasar tentang pakta tersebut dan PM Australia Scott Morrison karena memutuskan bergabung dengan AS dan Inggris.

Serikat Buruh Maritim Australia (MUA), yang mencakup pekerja tepi laut dan pelabuhan, pelaut dan penyelam profesional, mengatakan MUA "menolak total" kesepakatan "sembrono" yang dicapai antara AS, Inggris, dan Australia.

“Dengan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, Morrison seharusnya fokus mengamankan pasokan vaksin dan membantu warga Australia yang terkena dampak lockdown, bukannya mengejar kesepakatan militer rahasia,” ungkap pernyataan MUA.

“Pakta AUKUS akan terus meningkatkan konflik yang tidak perlu dengan China,” tegas serikat buruh itu memperingatkan pemerintah Australia.

Mereka bersikeras bahwa pengumuman pakta itu telah mengakibatkan “para pelaut terdampar di sejumlah kapal batu bara dan beberapa perdagangan ditutup.”

“Buruh tidak tertarik berperang dengan China atau negara lain. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengejar hubungan damai,” ungkap serikat buruh itu.

Mereka menyatakan ketakutan bahwa kesepakatan itu dapat mendorong pemerintah Australia mencoba mendapatkan senjata nuklir.

“Kapal selam akan menggunakan uranium yang sangat tinggi yang ideal untuk senjata nuklir,” ujar serikat pekerja.

MUA juga menunjukkan “jumlah uang yang luar biasa telah terbuang” pada kontrak yang dibatalkan dengan Prancis, dan pengiriman kapal selam nuklir kemungkinan akan merugikan negara lebih dari itu.

Sikap serupa disuarakan Serikat Pekerja Listrik Australia (ETU) yang menggambarkan keputusan Canberra bergabung dengan AUKUS sebagai "pengkhianatan."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1147 seconds (0.1#10.140)