PM Pakistan Akui Telah Mulai Dialog dengan Taliban
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengakui bahwa pihaknya telah memulai dialog dengan Taliban . Menurut Khan, dialog ini mengenai pembentuk pemerintahan inklusif di Afghanistan.
Pengumuman itu dibuat Khan setelah pertemuannya dengan para pemimpin negara tetangga Afghanistan, termasuk China, Rusia, Iran dan Tajikistan, yang digelar di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Dushanbe, Tajikistan.
"Setelah pertemuan di Dushanbe dengan para pemimpin tetangga Afghanistan dan terutama diskusi panjang dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, saya telah memulai dialog dengan Taliban untuk pemerintah Afghanistan yang inklusif untuk memasukkan Tajik, Hazara dan Uzbek," kata Khan.
“Setelah 40 tahun konflik, "inklusivitas" ini akan menjamin perdamaian dan Afghanistan yang "stabil", yang bukan hanya menjadi kepentingan Afghanistan tetapi juga kawasan,” sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (19/9/2021).
Taliban diketahui memberikan beberapa jabatan penting kepada non-Pashtun dalam pemerintahan sementara mereka yang diumumkan awal bulan ini. Salah satunya adalah jabatan panglima militer yang diberikan kepada Qari Fasihuddin, seorang Tajik.
Meskipun demikian, pemerintahan sementara belum diakui sebagai pemerintahan yang inklusif oleh komunitas internasional, yang menginginkan lebih banyak perwakilan dari komunitas minoritas dan perempuan.
Pakistan, yang menengahi fase pertama kontak langsung antara bekas pemerintah Afghanistan dan Taliban pada tahun 2015, diyakini memiliki pengaruh cukup besar atas Taliban.
Pengumuman itu dibuat Khan setelah pertemuannya dengan para pemimpin negara tetangga Afghanistan, termasuk China, Rusia, Iran dan Tajikistan, yang digelar di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Dushanbe, Tajikistan.
"Setelah pertemuan di Dushanbe dengan para pemimpin tetangga Afghanistan dan terutama diskusi panjang dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, saya telah memulai dialog dengan Taliban untuk pemerintah Afghanistan yang inklusif untuk memasukkan Tajik, Hazara dan Uzbek," kata Khan.
“Setelah 40 tahun konflik, "inklusivitas" ini akan menjamin perdamaian dan Afghanistan yang "stabil", yang bukan hanya menjadi kepentingan Afghanistan tetapi juga kawasan,” sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (19/9/2021).
Taliban diketahui memberikan beberapa jabatan penting kepada non-Pashtun dalam pemerintahan sementara mereka yang diumumkan awal bulan ini. Salah satunya adalah jabatan panglima militer yang diberikan kepada Qari Fasihuddin, seorang Tajik.
Meskipun demikian, pemerintahan sementara belum diakui sebagai pemerintahan yang inklusif oleh komunitas internasional, yang menginginkan lebih banyak perwakilan dari komunitas minoritas dan perempuan.
Pakistan, yang menengahi fase pertama kontak langsung antara bekas pemerintah Afghanistan dan Taliban pada tahun 2015, diyakini memiliki pengaruh cukup besar atas Taliban.
(esn)