Muncul Seruan Pemberontakan, Pertempuran Paling Mematikan Pecah di Myanmar

Sabtu, 11 September 2021 - 16:54 WIB
loading...
A A A
"Seorang guru sekolah menengah juga dikatakan telah terbunuh," katanya.



Ia menambahkan lebih dari 2.000 rumah tangga di daerah itu telah melarikan diri ke hutan, sementara tentara berkemah di rumah-rumah yang ditinggalkan dan di biara Buddha setempat. Empat orang lagi dipastikan tewas setelah pertempuran pecah lagi Jumat pagi, katanya, dan sejumlah rumah dibakar.

Laporan oleh media independen menyebutkan jumlah korban tewas di antara penduduk desa mencapai 20 orang atau lebih. Khit Thit Media, sebuah berita online, mengatakan diberitahu oleh penduduk desa bahwa korban tewas termasuk tujuh non-pejuang selain militan.

Gerakan oposisi yang bangkit melawan kudeta yang dilakukan oleh tentara terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada bulan Februari lalu awalnya berjalan damai. Namun gerakan itu secara bertahap mulai melawan setelah pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan untuk membubarkan protes tanpa kekerasan.

Seruan Pemerintah Persatuan Nasional pada hari Selasa untuk "perang defensif rakyat" mendapatkan respons yang antusias di media sosial, tetapi dampak aktualnya di lapangan sulit diukur.

Media yang bersimpati kepada oposisi melaporkan ledakan penembakan skala kecil dan sabotase oleh kelompok perlawanan, terutama penggulingan menara transmisi telepon seluler.



Tetapi kegiatan serupa telah terjadi selama beberapa bulan dan detailnya sulit diverifikasi secara independen.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi independen yang menyimpan penghitungan rinci mereka yang terbunuh atau ditahan oleh pemerintah militer, ada 1.058 aktivis dan pengamat yang terbunuh sejak pengambilalihan militer Februari.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1427 seconds (0.1#10.140)