Taliban Berjanji akan Libatkan Wanita di Pemerintahan Afghanistan
loading...
Taliban berjanji bahwa mereka akan melibatkan wanita di pemerintahan Afghanistan di masa depan. Foto/REUTERS
A
A
A
KABUL - Taliban berjanji bahwa mereka akan melibatkan wanita di pemerintahan Afghanistan di masa depan. Taliban juga mengatakan, pemerintah yang baru diumumkan hanyalah pemerintah sementara.
Pada Selasa, Taliban mengumumkan pemerintah sementara yang tidak melibatkan wanita atau anggota non-Taliban. Taliban justru memasukan tokoh-tokoh kunci yang berada di bawah sanksi PBB atau dicari oleh Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terorisme.
"Pemerintahan ini sementara. Kami akan memiliki pos untuk wanita dengan menghormati hukum Syariah," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
"Ini adalah permulaan, tetapi kami akan menemukan kursi untuk wanita. Mereka bisa menjadi bagian dari pemerintah. Ini akan menjadi tahap kedua," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (9/9/2021).
Sementara itu, sebelumnya UN Women mengaku "sangat kecewa" dengan Taliban karena tidak melibatkan wanita di dalam pemerintah sementara.
Organisasi itu menambahkan bahwa mereka telah menerima banyak laporan tentang wanita yang dilarang meninggalkan rumah mereka untuk pergi bekerja atau menyelesaikan tugas sehari-hari.
Pada Selasa, Taliban mengumumkan pemerintah sementara yang tidak melibatkan wanita atau anggota non-Taliban. Taliban justru memasukan tokoh-tokoh kunci yang berada di bawah sanksi PBB atau dicari oleh Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terorisme.
"Pemerintahan ini sementara. Kami akan memiliki pos untuk wanita dengan menghormati hukum Syariah," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
"Ini adalah permulaan, tetapi kami akan menemukan kursi untuk wanita. Mereka bisa menjadi bagian dari pemerintah. Ini akan menjadi tahap kedua," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (9/9/2021).
Sementara itu, sebelumnya UN Women mengaku "sangat kecewa" dengan Taliban karena tidak melibatkan wanita di dalam pemerintah sementara.
Organisasi itu menambahkan bahwa mereka telah menerima banyak laporan tentang wanita yang dilarang meninggalkan rumah mereka untuk pergi bekerja atau menyelesaikan tugas sehari-hari.
(ian)
Explore More