Bersitegang dengan Iran, AS Luncurkan Gugus Tugas Drone
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Armada ke-5 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Timur Tengah mengatakan akan meluncurkan gugus tugas baru yang menggabungkan pesawat nirawak di udara, berlayar dan bawah air. Gugus tugas itu dibentuk setelah bertahun-tahun serangan maritim terkait dengan ketegangan yang sedang berlangsung dengan Iran .
Pejabat Angkatan Laut AS menolak untuk mengidentifikasi sistem mana yang akan mereka perkenalkan dari markas mereka di negara kepulauan Bahrain di Teluk.
Namun, mereka berjanji dalam beberapa bulan mendatang akan menunjukkan drone memperluas kemampuan mereka di wilayah choke point yang penting untuk pasokan energi global dan pengiriman di seluruh dunia.
“Kami ingin menempatkan lebih banyak sistem di wilayah maritim di atas, di dalam, dan di bawah laut,” kata Wakil Laksamana Brad Cooper, yang memimpin Armada ke-5.
“Kami ingin lebih banyak perhatian pada apa yang terjadi di luar sana,” ia menambahkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (9/9/2021).
Armada ke-5 AS mencakup Selat Hormuz yang penting, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui oleh 20 persen dari semua minyak di dunia. Perairan itu juga membentang sejauh Laut Merah mencapai dekat Terusan Suez, jalur air di Mesir yang menghubungkan Timur Tengah ke Mediterania, dan Selat Bab el-Mandeb di lepas Yaman.
Sistem yang digunakan oleh Gugus Tugas 59 Armada ke-5 yang baru akan mencakup beberapa dari mereka yang terlibat dalam tes April lalu yang dipimpin oleh Armada Pasifik Angkatan Laut AS.
Drone yang digunakan dalam latihan itu termasuk drone pengintai udara ultra-endurance, kapal permukaan Sea Hawk dan Sea Hunter dan drone bawah air yang lebih kecil yang menyerupai torpedo.
Armada ke-5 AS mencakup wilayah perairan dangkal, perairan asin, dan suhu di musim panas yang dapat mencapai di atas 45 derajat Celcius dengan kelembapan tinggi. Itu terbukti sulit untuk kapal yang diawaki, apalagi yang berjalan dari jarak jauh.
Pejabat Angkatan Laut AS menolak untuk mengidentifikasi sistem mana yang akan mereka perkenalkan dari markas mereka di negara kepulauan Bahrain di Teluk.
Namun, mereka berjanji dalam beberapa bulan mendatang akan menunjukkan drone memperluas kemampuan mereka di wilayah choke point yang penting untuk pasokan energi global dan pengiriman di seluruh dunia.
“Kami ingin menempatkan lebih banyak sistem di wilayah maritim di atas, di dalam, dan di bawah laut,” kata Wakil Laksamana Brad Cooper, yang memimpin Armada ke-5.
“Kami ingin lebih banyak perhatian pada apa yang terjadi di luar sana,” ia menambahkan seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (9/9/2021).
Armada ke-5 AS mencakup Selat Hormuz yang penting, mulut sempit Teluk Persia yang dilalui oleh 20 persen dari semua minyak di dunia. Perairan itu juga membentang sejauh Laut Merah mencapai dekat Terusan Suez, jalur air di Mesir yang menghubungkan Timur Tengah ke Mediterania, dan Selat Bab el-Mandeb di lepas Yaman.
Sistem yang digunakan oleh Gugus Tugas 59 Armada ke-5 yang baru akan mencakup beberapa dari mereka yang terlibat dalam tes April lalu yang dipimpin oleh Armada Pasifik Angkatan Laut AS.
Drone yang digunakan dalam latihan itu termasuk drone pengintai udara ultra-endurance, kapal permukaan Sea Hawk dan Sea Hunter dan drone bawah air yang lebih kecil yang menyerupai torpedo.
Armada ke-5 AS mencakup wilayah perairan dangkal, perairan asin, dan suhu di musim panas yang dapat mencapai di atas 45 derajat Celcius dengan kelembapan tinggi. Itu terbukti sulit untuk kapal yang diawaki, apalagi yang berjalan dari jarak jauh.