NATO Cemas dengan Pembangunan Silo Rudal Nuklir Baru China
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg telah menyatakan kecemasannya tentang pembangunan silo rudal baru China . Fasilitas itu secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan nuklir negara komunis tersebut.
Stoltenberg, dalam konferensi NATO tentang pengendalian senjata yang diselenggarakan di Copenhagen hari Senin, mengatakan China juga dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya dengan lebih banyak hulu ledak dan sistem pengiriman yang lebih canggih secara tidak terbatas.
“Sebagai kekuatan global, China memiliki tanggung jawab global dalam pengendalian senjata,” katanya dalam sebuah pesan kepada negara adidaya ekonomi itu, yang sejauh ini sebagian besar menolak untuk terlibat dalam pembicaraan tentang masalah tersebut, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (7/9/2021).
Beijing, imbuh mantan perdana menteri Norwegia itu, juga akan mendapat manfaat dari pembatasan bersama, transparansi dan prediktabilitas yang lebih besar.
Pada akhir Juli, Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) menerbitkan sebuah studi tentang pekerjaan konstruksi baru. Dengan bantuan citra satelit, FAS menemukan area yang luas di dekat Hami di wilayah barat laut Xinjiang di mana silo untuk rudal nuklir sedang dibangun.
Hanya beberapa minggu sebelumnya, The Washington Post melaporkan tentang situs baru serupa dengan penyimpanan rudal atau fasilitas peluncuran di dekat Yumen di provinsi Gansu.
Para ahli FAS memperkirakan ada lebih dari 200 silo rudal baru secara total. Itu akan lebih dari yang dimiliki Rusia dan setengah dari jumlah operasi rudal antarbenua Amerika Serikat (AS).
Menurut FAS, China memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir. Sedangkan AS dan Rusia masing-masing memiliki 4.000-an hulu ledak nuklir dalam persediaan militer mereka.
Stoltenberg, dalam konferensi NATO tentang pengendalian senjata yang diselenggarakan di Copenhagen hari Senin, mengatakan China juga dengan cepat memperluas persenjataan nuklirnya dengan lebih banyak hulu ledak dan sistem pengiriman yang lebih canggih secara tidak terbatas.
“Sebagai kekuatan global, China memiliki tanggung jawab global dalam pengendalian senjata,” katanya dalam sebuah pesan kepada negara adidaya ekonomi itu, yang sejauh ini sebagian besar menolak untuk terlibat dalam pembicaraan tentang masalah tersebut, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (7/9/2021).
Beijing, imbuh mantan perdana menteri Norwegia itu, juga akan mendapat manfaat dari pembatasan bersama, transparansi dan prediktabilitas yang lebih besar.
Pada akhir Juli, Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) menerbitkan sebuah studi tentang pekerjaan konstruksi baru. Dengan bantuan citra satelit, FAS menemukan area yang luas di dekat Hami di wilayah barat laut Xinjiang di mana silo untuk rudal nuklir sedang dibangun.
Hanya beberapa minggu sebelumnya, The Washington Post melaporkan tentang situs baru serupa dengan penyimpanan rudal atau fasilitas peluncuran di dekat Yumen di provinsi Gansu.
Para ahli FAS memperkirakan ada lebih dari 200 silo rudal baru secara total. Itu akan lebih dari yang dimiliki Rusia dan setengah dari jumlah operasi rudal antarbenua Amerika Serikat (AS).
Menurut FAS, China memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir. Sedangkan AS dan Rusia masing-masing memiliki 4.000-an hulu ledak nuklir dalam persediaan militer mereka.
(min)