Jenderal Tertinggi AS Ngotot Serangan Rudal di Kabul Tewaskan Teroris ISIS-K

Kamis, 02 September 2021 - 10:33 WIB
loading...
Jenderal Tertinggi AS...
Jenderal Mark Milley, Ketua Kapal Staf Gabungan AS, bersikeras serangan rudal AS di Kabul menewaskan teroris ISIS-K. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS), Mark Milley, bersikeras bahwa serangan rudal oleh pesawat tak berawak Amerika di Kabul, Afghanistan, pada Minggu menewaskan terosis ISIS-K .

Jenderal Milley yang menjabat sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan AS, tetap membela serangan itu. Padahal, fakta di lapangan menunjukkan serangan itu menewaskan sepuluh orang sekeluarga, termasuk tujuh anak kecil, yang tak bersalah.



Serangan hari Minggu telah menargetkan sebuah mobil di Kabul, yang menurut Komando Pusat (CENTCOM) AS mewakili ancaman "segera" terhadap upaya evakuasi yang sedang berlangsung di Bandara Internasional Hamid Karzai pada saat itu.

Media lokal dan Taliban, bagaimanapun, mengatakan bahwa sepuluh warga sipil tewas sebagai akibatnya—tujuh di antaranya anak-anak.

Berbicara kepada wartawan di Pentagon pada hari Rabu, Jenderal Milley mengulangi klaim oleh CENTCOM bahwa "ledakan sekunder" adalah bukti bahwa mobil itu memang dimaksudkan untuk menyerang bandara.

“Pada titik ini, kami berpikir bahwa prosedur telah diikuti dengan benar, dan itu adalah serangan yang benar,” katanya kepada wartawan.

Menurutnya, setidaknya satu orang yang terbunuh adalah fasilitator kelompok teroris ISIS Khorasan (ISIS-K). Kelompok itulah yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri Kamis lalu di gerbang bandara, yang menewaskan sekitar 200 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.

“Apakah yang lain terbunuh? Ya. Siapa mereka? Kami tidak tahu," kata Milley, seperti dikutip Washington Post, Kamis (2/9/2021). Dia menambahkan bahwa akan ada penyelidikan.



Awalnya, CENTCOM mengatakan bahwa tidak ada indikasi korban sipil dari serangan "self-defense". Namun, setelah laporan media lokal mengidentifikasi para korban dengan nama mereka, juru bicara CENTCOM Kapten Bill Urban mengatakan pihaknya "sangat sedih dengan potensi hilangnya nyawa yang tidak bersalah."

Urban menyatakan bahwa para korban sipil yang tewas itu tidak disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak AS, tetapi oleh ledakan kendaraan itu sendiri.

"Kami tahu bahwa ada ledakan besar dan kuat berikutnya yang dihasilkan dari penghancuran kendaraan, menunjukkan sejumlah besar bahan peledak di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban tambahan," kata Urban.

Ditanya tentang korban sipil pada hari Senin, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak dalam posisi untuk membantahnya sekarang.

Tak lama setelah itu, pesawat terakhir AS lepas landas dari bandara Kabul, mengakhiri pengangkutan udara dua minggu yang telah digambarkan Presiden Joe Biden pada hari Selasa lalu sebagai “keberhasilan luar biasa".
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2843 seconds (0.1#10.140)