Gelar Pertemuan, Menhan Israel dan Presiden Palestina Dicap Pengkhianat
loading...
A
A
A
Demikian pula, sejumlah kelompok Palestina – yang sebagian besar menentang pembicaraan damai – mencela pemimpin PA karena bertemu dengan Gantz, yang dicap sebagai “menteri perang kriminal Zionis.” Sebelum terjun ke dunia politik, Gantz pernah menjadi kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Abdel Latif Qanou mengutuk pertemuan itu sebagai tikaman di belakang rakyat Palestina dan pengorbanan mereka. Ia menambahkan bahwa itu adalah pengkhianatan terhadap darah para syahid.
“Abbas melanjutkan serangkaian konsesi sehubungan dengan keberadaan nasional (Palestina) dan mencoba mempercantik wajah pendudukan,” kata Qanou, mencatat bahwa pertemuan itu adalah bukti penurunan Otoritas Palestina dan pengabaian nilai-nilai nasional.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menyebut pertemuan itu sebagai perkembangan berbahaya yang membuktikan penghinaan Otoritas Palestina terhadap darah Palestina dan pengabaian terhadap kepentingan Palestina demi mempertahankan kerja sama keamanan tingkat tinggi dengan pendudukan.
Para pemimpin Israel dan Palestina sebelumnya telah bertemu tatap muka pada tahun 2010, pada awal masa jabatan kedua mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu. Tetapi bahkan ketika kontak tingkat atas antara kedua belah pihak menjadi tegang, hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab telah mencair.
Setelah menandatangani Kesepakatan Abraham pada tahun 2020, Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) membuka kedutaan di negara masing-masing tahun ini. Pejabat Hamas Hazem Qassem mengacu pada hal ini dalam mengungkapkan keprihatinan atas pertemuan hari Minggu, mengutuknya sebagai “(dorongan untuk) mereka yang ingin menormalkan hubungan” dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Abdel Latif Qanou mengutuk pertemuan itu sebagai tikaman di belakang rakyat Palestina dan pengorbanan mereka. Ia menambahkan bahwa itu adalah pengkhianatan terhadap darah para syahid.
“Abbas melanjutkan serangkaian konsesi sehubungan dengan keberadaan nasional (Palestina) dan mencoba mempercantik wajah pendudukan,” kata Qanou, mencatat bahwa pertemuan itu adalah bukti penurunan Otoritas Palestina dan pengabaian nilai-nilai nasional.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menyebut pertemuan itu sebagai perkembangan berbahaya yang membuktikan penghinaan Otoritas Palestina terhadap darah Palestina dan pengabaian terhadap kepentingan Palestina demi mempertahankan kerja sama keamanan tingkat tinggi dengan pendudukan.
Para pemimpin Israel dan Palestina sebelumnya telah bertemu tatap muka pada tahun 2010, pada awal masa jabatan kedua mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu. Tetapi bahkan ketika kontak tingkat atas antara kedua belah pihak menjadi tegang, hubungan antara Israel dan sejumlah negara Arab telah mencair.
Setelah menandatangani Kesepakatan Abraham pada tahun 2020, Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) membuka kedutaan di negara masing-masing tahun ini. Pejabat Hamas Hazem Qassem mengacu pada hal ini dalam mengungkapkan keprihatinan atas pertemuan hari Minggu, mengutuknya sebagai “(dorongan untuk) mereka yang ingin menormalkan hubungan” dengan Israel.
(ian)