AS Lancarkan Serangan Drone Gempur ISIS-K, Taliban Naik Darah

Minggu, 29 Agustus 2021 - 09:20 WIB
loading...
AS Lancarkan Serangan Drone Gempur ISIS-K, Taliban Naik Darah
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Foto/Deccan Herald
A A A
KABUL - Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan drone yang menewaskan dua petinggi ISIS-K dan melukai seorang lainnya di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur. Aksi 'main hakim sendiri' AS itu rupanya membuat Taliban murka.

Taliban mengutuk serangan drone AS, dengan mengatakan aksi itu adalah pelanggaran kedaulatan.

“Afghanistan sekarang adalah negara merdeka dan jika ada masalah, kami di sini untuk menanganinya. Ini adalah pelanggaran langsung terhadap kedaulatan negara kami,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid seperti dikutip dari NBC News, Minggu (29/8/2021).

Mujahid menambahkan bahwa tidak ada pihak lain yang memiliki hak untuk melakukan aktivitas apa pun di Afghanistan.

Lebih jauh Mujahid mengungkapkan bahwa Taliban telah menangkap sejumlah orang sehubungan dengan serangan bom di bandara Kabul. Dia menambahkan bahwa anggota dinas intelijen Taliban sedang menginterogasi orang-orang itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Seperti diketahui, AS melancarkan serangan drone di Provinsi Nangarhar, Afghanistan sebagai aksi balasan atas serangan di luar bandara Kabul pada Kamis kemarin.



ISIS-K, yang dikenal sebagai Negara Islam Khorasan , mengaku bertanggung jawab atas "serangan syahid" Kamis lalu yang melibatkan seorang pembom bunuh diri. Pelaku meledakkan sabuk peledak di gerbang bandara, menewaskan 13 anggota militer AS dan lebih dari 110 warga Afghanistan. Lebih dari 100 orang terluka dalam ledakan itu.



Dua pejabat pertahanan AS yang mengetahui serangan di Nangarhar sebelumnya mengatakan kepada NBC News bahwa salah satu target serangan pesawat tak berawak adalah pejuang ISIS-K yang diduga terlibat dalam perencanaan serangan di masa depan. Nangarhar adalah tempat kehadiran besar ISIS-K beberapa tahun lalu sebelum sebagian besar digulingkan oleh militer Afghanistan dan Taliban.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1245 seconds (0.1#10.140)