Tanggapi Biden, Iran Tegaskan Mampu Hadapi 'Opsi Lain' Amerika Serikat

Minggu, 29 Agustus 2021 - 07:01 WIB
loading...
A A A
Pertemuan di Washington digelar satu hari di belakang jadwal setelah penundaan karena serangan teroris di Kabul pada Kamis, yang menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS.

Pertemuan pemimpin AS dan Israel itu untuk meredakan ketegangan yang memburuk di era pendahulu Bennett, Benjamin Netanyahu.

Mantan Perdana Menteri Netanyahu adalah kritikus vokal terhadap kesepakatan nuklir multilateral era Obama dengan Iran.

Netanyahu juga menolak upaya Biden menghidupkan lagi kesepakatan nuklir Iran setelah penarikan Donald Trump dari perjanjian tersebut.

Keretakan itu dicontohkan kurangnya kerja sama intelijen yang dilaporkan antara pemerintah Netanyahu dan pemerintahan Biden.

Menurut New York Times, Israel tidak memberi tahu AS tentang rencana serangan Israel di situs nuklir Natanz Iran pada April hingga saat-saat terakhir, membuat AS tidak punya kesempatan membatalkannya, jika Washington menginginkannya.

Israel belum mengaku bertanggung jawab atas tindakan sabotase tersebut.

Pemerintahan Biden dan Iran telah melakukan pembicaraan tidak langsung di Wina selama berbulan-bulan, tetapi tidak ada terobosan yang muncul darinya.

Perjanjian 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), menjadi semakin tidak berarti setelah Trump secara sepihak menarik diri darinya pada 2018, dan menargetkan Iran dengan sanksi ekonomi yang melumpuhkan.

Teheran mulai mengingkari kesepakatan setahun kemudian, dengan mengatakan penandatangan kesepakatan Barat lainnya gagal memberikan kompensasi yang memadai atas kerusakan yang dilakukan terhadap Iran oleh langkah AS.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1954 seconds (0.1#10.140)