Dokumen Internal Bocor: Taliban Ancam dan Pukuli Staf PBB
loading...
A
A
A
NEW YORK - Sebuah dokumen internal PBB merekam lusinan kejadian yang menunjukkan Taliban mengancam dan menganiaya staf serta menjarah kantor PBB sejak 10 Agustus, atau tak lama sebelum kelompok itu berkuasa bocor ke publik.
Dalam dokumen yang diperoleh Reuters itu ada insiden di mana Taliban menghentikan seorang anggota staf PBB di Afghanistan ketika ia mencoba mencapai bandara Kabul pada Minggu lalu. Mereka menggeledah kendaraannya dan menemukan identifikasi PBB, kemudian mereka memukulinya.
Insiden lainnya adalah tiga pria tak dikenal mengunjungi rumah anggota staf PBB lainnya yang sedang bekerja pada saat itu. Mereka bertanya kepada putranya di mana ayahnya dan menuduhnya berbohong.
"Kami tahu lokasinya dan apa yang dia lakukan," kata mereka seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Kamis (26/8/2021).
Sesaat setelah merebut Kabul, Taliban berusaha untuk meyakinkan Afghanistan dan kekuatan Barat bahwa mereka akan menghormati hak-hak rakyat. Kemunculan sejumlah laporan tentang aksi balasan mereka terhadap warga Afghanistan yang membantu Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama perang telah merusak kepercayaan terhadap pernyataan itu, paling tidak di antara mereka yang terkait dengan organisasi asing.
Taliban tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari daftar insiden yang ada dalam dokumen PBB yang bocor itu.
Kelompok itu mengatakan akan menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan, dan juga mendorong organisasi bantuan kemanusiaan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Dikatakan minggu ini bahwa bantuan itu diterima, selama itu tidak digunakan sebagai sarana pengaruh politik atas Afghanistan.
PBB juga mengatakan tidak mengomentari dokumen keamanannya yang bocor itu.
"Pihak berwenang yang bertanggung jawab di Kabul bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan staf dan tempat PBB. Kami tetap berhubungan dengan mereka dalam hal itu," ucap juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Dalam dokumen yang diperoleh Reuters itu ada insiden di mana Taliban menghentikan seorang anggota staf PBB di Afghanistan ketika ia mencoba mencapai bandara Kabul pada Minggu lalu. Mereka menggeledah kendaraannya dan menemukan identifikasi PBB, kemudian mereka memukulinya.
Insiden lainnya adalah tiga pria tak dikenal mengunjungi rumah anggota staf PBB lainnya yang sedang bekerja pada saat itu. Mereka bertanya kepada putranya di mana ayahnya dan menuduhnya berbohong.
"Kami tahu lokasinya dan apa yang dia lakukan," kata mereka seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Kamis (26/8/2021).
Sesaat setelah merebut Kabul, Taliban berusaha untuk meyakinkan Afghanistan dan kekuatan Barat bahwa mereka akan menghormati hak-hak rakyat. Kemunculan sejumlah laporan tentang aksi balasan mereka terhadap warga Afghanistan yang membantu Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama perang telah merusak kepercayaan terhadap pernyataan itu, paling tidak di antara mereka yang terkait dengan organisasi asing.
Taliban tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari daftar insiden yang ada dalam dokumen PBB yang bocor itu.
Kelompok itu mengatakan akan menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan, dan juga mendorong organisasi bantuan kemanusiaan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Dikatakan minggu ini bahwa bantuan itu diterima, selama itu tidak digunakan sebagai sarana pengaruh politik atas Afghanistan.
PBB juga mengatakan tidak mengomentari dokumen keamanannya yang bocor itu.
"Pihak berwenang yang bertanggung jawab di Kabul bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan staf dan tempat PBB. Kami tetap berhubungan dengan mereka dalam hal itu," ucap juru bicara PBB Stephane Dujarric.