Tajikistan Tidak akan Akui Pemerintah Esklusif Taliban di Afghanistan
loading...
A
A
A
DUSHANBE - Tajikistan menegaskan tidak akan pernah mengakui pemerintah eksklusif Taliban di Afghanistan . Penegasan itu disampaikan langsung Presiden Tajikistan, Emomali Rakhmon.
Rakhmon, yang berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, mengatakan Tajikistan tidak akan mengakui pemerintah Afghanistan yang tidak inklusif dan mewakili semua kelompok etnisnya.
Pria, yang pemerintahanya memiliki hubungan sangat dekat dengan Rusia itu, menuduh Taliban gagal memenuhi janji inklusivitas mereka.
"Fakta jelas menunjukkan bahwa Taliban mengingkari janji mereka sebelumnya untuk membentuk pemerintahan sementara dengan partisipasi luas dari kekuatan politik negara lainnya dan sedang bersiap untuk menciptakan emirat Islam," kata Rakhmon dalam sebuah pernyataan.
"Tajikistan tidak akan mengakui pemerintah lain yang akan didirikan di negara itu melalui penindasan dan tanpa memperhitungkan posisi semua orang Afghanistan, terutama semua etnis minoritasnya,” sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (25/8/2021).
Tajikistan sendiri adalah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Afghanistan dan telah beberapa kali menampung pasukan pemerintah yang melarikan diri dari pertempuran dengan Taliban.
Dushanbe telah meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan tempur mereka sejak Taliban mulai melancarkan serangan sporadis di Afghanistan pada bulan lalu. Salah satu langkah yang mereka ambil adalah melakukan latihan militer skala besar dengan Rusia.
Lihat Juga: Negara Mayoritas Islam yang Ikut Rayakan Kemenangan Pemberontak Suriah, Salah Satunya Anggota NATO
Rakhmon, yang berbicara pasca melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, mengatakan Tajikistan tidak akan mengakui pemerintah Afghanistan yang tidak inklusif dan mewakili semua kelompok etnisnya.
Pria, yang pemerintahanya memiliki hubungan sangat dekat dengan Rusia itu, menuduh Taliban gagal memenuhi janji inklusivitas mereka.
"Fakta jelas menunjukkan bahwa Taliban mengingkari janji mereka sebelumnya untuk membentuk pemerintahan sementara dengan partisipasi luas dari kekuatan politik negara lainnya dan sedang bersiap untuk menciptakan emirat Islam," kata Rakhmon dalam sebuah pernyataan.
"Tajikistan tidak akan mengakui pemerintah lain yang akan didirikan di negara itu melalui penindasan dan tanpa memperhitungkan posisi semua orang Afghanistan, terutama semua etnis minoritasnya,” sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Rabu (25/8/2021).
Tajikistan sendiri adalah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Afghanistan dan telah beberapa kali menampung pasukan pemerintah yang melarikan diri dari pertempuran dengan Taliban.
Dushanbe telah meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan tempur mereka sejak Taliban mulai melancarkan serangan sporadis di Afghanistan pada bulan lalu. Salah satu langkah yang mereka ambil adalah melakukan latihan militer skala besar dengan Rusia.
Lihat Juga: Negara Mayoritas Islam yang Ikut Rayakan Kemenangan Pemberontak Suriah, Salah Satunya Anggota NATO
(ian)