Terungkap, Pasukan Barat Pakai Senjata Israel untuk Memburu Taliban

Rabu, 25 Agustus 2021 - 05:01 WIB
loading...
Terungkap, Pasukan Barat...
Karyawan memeriksa drone Hermes 900 di pabrik drone Elbit Systems Ltd di Rehovot, Israel, 28 Juni 2018. Foto/REUTERS/Orel Cohen
A A A
KABUL - Persenjataan Israel ternyata digunakan secara luas di Afghanistan untuk memburu Taliban selama perang dua dekade yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Kini pasukan AS menarik diri dari Afghanistan dan dinilai sebagai kekalahan memalukan bagi kekuatan Barat.

“Drone dan senjata buatan Israel digunakan untuk memburu Taliban selama perang dua dekade,” ungkap laporan Jerusalem Post.



Meskipun produsen senjata Israel tetap diam tentang penggunaan produk mereka di Afghanistan, rincian keberadaan senjata mereka di negara Asia Tengah itu mulai muncul.



Negara-negara seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Australia, yang semuanya anggota NATO, disebut telah menggunakan senjata Israel selama bertahun-tahun.



Drone adalah salah satu pembelian senjata populer dari Israel.

Sejak 2005, Angkatan Darat Australia di Afghanistan juga telah menerbangkan kendaraan udara tak berawak (UAV) Skylark 1 yang diproduksi Elbit Systems.

Namun, pada Mei, pemerintah Australia memberi tahu Elbit bahwa angkatan bersenjatanya akan berhenti menggunakan Battle Management System (BMS) mulai pertengahan Juni.

Elbit Systems sering menjadi sasaran kampanye kelompok hak asasi manusia. Perusahaan Israel memproduksi teknologi pengintaian untuk Tembok Pemisahan ilegal di Tepi Barat dan memproduksi mesin untuk 85% drone militer Israel, di antara komponen senjata lainnya.

Produsen senjata Israel itu telah memasok 85% drone yang digunakan dalam perang di Gaza pada 2014, ketika lebih dari 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak tewas hanya dalam 50 hari.

Perusahaan ini memiliki sepuluh lokasi di Inggris.

Kesadaran yang lebih besar tentang peran Elbit dalam pelanggaran hak asasi manusia dan dugaan kejahatan perang telah mencoreng citra perusahaan.

Pada Februari, Dana Pensiun East Sussex adalah yang terbaru untuk divestasi dari perusahaan Israel itu, beberapa bulan setelah aktivis hak asasi manusia melobi dana tersebut untuk mengakhiri hubungannya dengan perusahaan yang melanggar hukum internasional itu.

The Jerusalem Post juga mengomentari laporan pasukan Israel dikirim ke Afghanistan pada 2019 untuk mengumpulkan intelijen tentang gerakan militer Iran.

Rupanya, tentara Israel dikirim ke perbatasan Afghanistan dengan Iran dan mengumpulkan informasi intelijen tentang gerakan semacam itu di sekitar Teluk Persia.

Sputnik News Rusia menyatakan pada saat itu bahwa, “Israel beroperasi di bawah bendera Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab."

Sputnik mengutip seorang ahli yang mengatakan, “Pasukan Israel beroperasi dalam kerangka pasukan Amerika yang ditempatkan di sana dan kegiatan itu dilakukan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pemerintah Afghanistan yang sekarang digulingkan.”

Dengan Taliban kembali berkuasa dan kemungkinan membentuk pemerintahan berikutnya di Afghanistan, peran Israel dalam 20 tahun invasi dan pendudukan AS kemungkinan besar akan membentuk sikap Taliban terhadap Israel.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1058 seconds (0.1#10.140)