Hacker Retas dan Bocorkan Video Penganiayaan Tahanan di Penjara Iran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Kelompok hacker membocorkan video tentang penganiayaan terhadap para tahanan di Penjara Evin, Iran , setelah sistem kamera pengintai di penjara itu diretas. Bocoran video itu memaksa Kepala penjara Iran meminta maaf pada Selasa (24/8/2021).
Kelompk hacker yang menamakan dirinya Edalat-e Ali (Keadilan Ali) membocorkan video penganiyaan tersebut di media sosial. Video itu menunjukkan penjaga penjara memukuli para tahanan dan menyeret mereka di lantai.
“Mengenai gambar-gambar dari Penjara Evin, saya menerima tanggung jawab atas perilaku yang tidak dapat diterima seperti itu dan berjanji untuk mencoba mencegah terulangnya peristiwa pahit ini dan untuk menangani secara serius dengan para pelaku kesalahan,” kata kepala penjara Iran, Mohammad Mehdi Hajmohammadi dalam sebuah tweet yang dilansir media pemerintah.
"Saya memohon ampun kepada Tuhan Yang Mahaesa, pemimpin kita yang terkasih (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei), bangsa dan penjaga penjara yang terhormat, yang usahanya tidak akan diabaikan karena kesalahan ini," kata Hajmohammadi.
Itu adalah pengakuan langka atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Iran, yang sering menolak kritik terhadap catatan HAM sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Penjara Evin, yang sebagian besar menahan tahanan yang menghadapi tuntutan keamanan, telah lama dikritik oleh kelompok-kelompok HAM Barat dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada 2018 karena pelanggaran HAM yang serius.
"Pihak berwenang (Evin) menggunakan ancaman penyiksaan, ancaman pemenjaraan tak terbatas dan penyiksaan anggota keluarga, penipuan dan penghinaan, interogasi harian berulang kali yang berlangsung hingga lima atau enam jam, penolakan perawatan medis, dan penolakan kunjungan keluarga," kata kelompok Human Rights Watch dalam sebuah laporan.
Pada bulan Juli, Iran menghadapi serangan siber di situs web Kementerian Transportasi dan perusahaan kereta api negara.
Kelompk hacker yang menamakan dirinya Edalat-e Ali (Keadilan Ali) membocorkan video penganiyaan tersebut di media sosial. Video itu menunjukkan penjaga penjara memukuli para tahanan dan menyeret mereka di lantai.
“Mengenai gambar-gambar dari Penjara Evin, saya menerima tanggung jawab atas perilaku yang tidak dapat diterima seperti itu dan berjanji untuk mencoba mencegah terulangnya peristiwa pahit ini dan untuk menangani secara serius dengan para pelaku kesalahan,” kata kepala penjara Iran, Mohammad Mehdi Hajmohammadi dalam sebuah tweet yang dilansir media pemerintah.
"Saya memohon ampun kepada Tuhan Yang Mahaesa, pemimpin kita yang terkasih (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei), bangsa dan penjaga penjara yang terhormat, yang usahanya tidak akan diabaikan karena kesalahan ini," kata Hajmohammadi.
Itu adalah pengakuan langka atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Iran, yang sering menolak kritik terhadap catatan HAM sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Penjara Evin, yang sebagian besar menahan tahanan yang menghadapi tuntutan keamanan, telah lama dikritik oleh kelompok-kelompok HAM Barat dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada 2018 karena pelanggaran HAM yang serius.
"Pihak berwenang (Evin) menggunakan ancaman penyiksaan, ancaman pemenjaraan tak terbatas dan penyiksaan anggota keluarga, penipuan dan penghinaan, interogasi harian berulang kali yang berlangsung hingga lima atau enam jam, penolakan perawatan medis, dan penolakan kunjungan keluarga," kata kelompok Human Rights Watch dalam sebuah laporan.
Pada bulan Juli, Iran menghadapi serangan siber di situs web Kementerian Transportasi dan perusahaan kereta api negara.
(min)