TikToker Cantik Ini Diserang Ratusan Pria Secara Seksual saat Syuting
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Seorang wanita bintang TikTok di Pakistan diserang secara seksual oleh ratusan pria saat dia merekam video atau syuting di taman. Polisi setempat kini menyelidiki serangan yang memuakkan tersebut.
Ayesha Akram, sang Tiktoker cantik berada di Minar-e-Pakistan, sebuah taman monumen nasional di Lahore, untuk memfilmkan orang-orang yang merayakan Hari Kemerdekaan Pakistan pada siang hari 14 Agustus lalu.
Sekelompok besar pria mendekatinya untuk mengambil foto narsis. Apa yang terjadi selanjutnya adalah serangan mengerikan, di mana para pria mulai merobek pakaiannya dan terus menyerangnya.
“Saya tidak bisa mengerti apa-apa. Orang-orang menyiksa dan membelai saya. Tidak ada bagian tubuh saya yang tidak memar,” kata Akram dalam sebuah wawancara dengan media lokal.
Dia mencoba melarikan diri dari para pria itu, tetapi diangkat dari tanah dan dilempari benda-benda.
Akram mengatakan cincin dan anting-antingnya dirampas.
Sebuah ponsel, kartu identitas dan uang tunai juga diduga dicuri dari salah satu temannya.
Rekaman insiden itu telah menjadi viral dan memicu kemarahan publik di Pakistan.
Penyanyi dan penulis lagu Pakistan, Farhan Saeed, menulis di Twitter bahwa dia "jijik, marah, patah hati, dan malu" dengan serangan itu.
"Malu menjadi seorang pria hari ini, malu bahwa orang-orang di negara ini terus melakukan tindakan mengerikan ini setiap hari, malu bahwa hukum negara saya tidak menggantung predator ini sehingga ini tidak terjadi lagi," tulis dia, seperti dikutip dari news.com.au, Sabtu (21/8/2021).
Putri mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, Maryam Nawaz, menulis: "Adegan yang menyayat hati di Minar-e-Pakistan memerlukan introspeksi kolektif."
Amnesty International mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka khawatir dengan serangan terhadap seorang wanita di Lahore di siang bolong pada 14 Agustus lalu. "Pada saat negara sedang dilanda pembunuhan Noor Mukadam dan Qurat ul Ain, episode ini semakin menambah kengerian," kata kelompok hak asasi manusia (HAM) tersebut merujuk pada dua kasus pembunuhan brutal.
Akram telah mendaftarkan kasus terhadap 300 hingga 400 orang tak dikenal, di mana polisi Lahore akan menjerat pada tersangka dengan Pasal 354 A, 382, 147 dan 149 Undang-Undang Pidana Pakistan.
Polisi sekarang bekerja untuk mengidentifikasi dan menemukan para tersangka melalui rekaman CCTV dan video dari insiden tersebut.
"(Mereka) yang melanggar kehormatan wanita dan melecehkan (timnya) akan dibawa ke ranah hukum," kata wakil inspektur jenderal operasi Lahore, Sajid Kiyani dalam sebuah pernyataan.
Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan beberapa tersangka telah diidentifikasi dan penangkapan dilakukan.
"Kami sedang mengerjakannya dengan kecepatan penuh," katanya. "Perdana Menteri juga telah memperhatikan."
Ketua Partai Rakyat Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengatakan insiden itu seharusnya "mempermalukan setiap orang Pakistan" dan itu "berbicara tentang kebusukan di masyarakat kita".
Lihat Juga: Profil Mohammad Sadiq, Utusan Pakistan yang Kunjungi Kabul sebelum Serangan Udara di Afghanistan
Ayesha Akram, sang Tiktoker cantik berada di Minar-e-Pakistan, sebuah taman monumen nasional di Lahore, untuk memfilmkan orang-orang yang merayakan Hari Kemerdekaan Pakistan pada siang hari 14 Agustus lalu.
Sekelompok besar pria mendekatinya untuk mengambil foto narsis. Apa yang terjadi selanjutnya adalah serangan mengerikan, di mana para pria mulai merobek pakaiannya dan terus menyerangnya.
“Saya tidak bisa mengerti apa-apa. Orang-orang menyiksa dan membelai saya. Tidak ada bagian tubuh saya yang tidak memar,” kata Akram dalam sebuah wawancara dengan media lokal.
Dia mencoba melarikan diri dari para pria itu, tetapi diangkat dari tanah dan dilempari benda-benda.
Akram mengatakan cincin dan anting-antingnya dirampas.
Sebuah ponsel, kartu identitas dan uang tunai juga diduga dicuri dari salah satu temannya.
Rekaman insiden itu telah menjadi viral dan memicu kemarahan publik di Pakistan.
Penyanyi dan penulis lagu Pakistan, Farhan Saeed, menulis di Twitter bahwa dia "jijik, marah, patah hati, dan malu" dengan serangan itu.
"Malu menjadi seorang pria hari ini, malu bahwa orang-orang di negara ini terus melakukan tindakan mengerikan ini setiap hari, malu bahwa hukum negara saya tidak menggantung predator ini sehingga ini tidak terjadi lagi," tulis dia, seperti dikutip dari news.com.au, Sabtu (21/8/2021).
Putri mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, Maryam Nawaz, menulis: "Adegan yang menyayat hati di Minar-e-Pakistan memerlukan introspeksi kolektif."
Amnesty International mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka khawatir dengan serangan terhadap seorang wanita di Lahore di siang bolong pada 14 Agustus lalu. "Pada saat negara sedang dilanda pembunuhan Noor Mukadam dan Qurat ul Ain, episode ini semakin menambah kengerian," kata kelompok hak asasi manusia (HAM) tersebut merujuk pada dua kasus pembunuhan brutal.
Akram telah mendaftarkan kasus terhadap 300 hingga 400 orang tak dikenal, di mana polisi Lahore akan menjerat pada tersangka dengan Pasal 354 A, 382, 147 dan 149 Undang-Undang Pidana Pakistan.
Polisi sekarang bekerja untuk mengidentifikasi dan menemukan para tersangka melalui rekaman CCTV dan video dari insiden tersebut.
"(Mereka) yang melanggar kehormatan wanita dan melecehkan (timnya) akan dibawa ke ranah hukum," kata wakil inspektur jenderal operasi Lahore, Sajid Kiyani dalam sebuah pernyataan.
Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan beberapa tersangka telah diidentifikasi dan penangkapan dilakukan.
"Kami sedang mengerjakannya dengan kecepatan penuh," katanya. "Perdana Menteri juga telah memperhatikan."
Ketua Partai Rakyat Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengatakan insiden itu seharusnya "mempermalukan setiap orang Pakistan" dan itu "berbicara tentang kebusukan di masyarakat kita".
Lihat Juga: Profil Mohammad Sadiq, Utusan Pakistan yang Kunjungi Kabul sebelum Serangan Udara di Afghanistan
(min)