Bersumpah Tidak Balas Dendam, Taliban Ternyata Buru Warga Afghanistan yang Membantu AS

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 01:17 WIB
loading...
Bersumpah Tidak Balas...
Dokumen PBB yang bocor menyebut Taliban mengintensifkan pencarian warga Afghanistan yang membantu AS. Foto/Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Sebuah dokumen rahasia PBB yang bocor mengungkapkan bahwa Taliban mengintensifkan pencarian orang-orang yang bekerja dengan pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO. Laporan dokumen ini bertentangan dengan pernyataan kelompok militan itu yang bersumpah tidak akan membalas dendam terhadap lawan-lawannya.

Dokumen itu berasal dari konsultan penilaian ancaman PBB dan dilihat oleh AFP. Dalam laporannya, konsultan itu mengatakan Taliban memiliki "daftar prioritas" individu yang ingin ditangkap.

"Paling berisiko adalah orang-orang yang memiliki peran sentral di militer Afghanistan , polisi dan unit intelijen," menurut dokumen itu seperti dikutip dari The New Arab, Jumat (20/9/2021).

Laporan itu juga mengatakan Taliban telah melakukan "kunjungan dari pintu ke pintu yang ditargetkan" terhadap individu yang ingin mereka tangkap dan anggota keluarga mereka.

Dokumen itu menambahkan bahwa gerilyawan juga menyaring individu dalam perjalanan ke bandara Kabul dan telah mendirikan pos pemeriksaan di kota-kota besar, termasuk di ibu kota Afghanistan dan Jalalabad.



Dokumen tersebut, tertanggal Rabu, ditulis oleh Pusat Analisis Global Norwegia, sebuah organisasi yang memberikan data intelijen kepada badan-badan PBB.

"Mereka menargetkan keluarga dari mereka yang menolak menyerahkan diri, dan menuntut serta menghukum keluarga mereka 'menurut hukum Syariah,'" Christian Nellemann, direktur eksekutif kelompok itu, mengatakan kepada AFP.

"Kami menduga kedua individu yang sebelumnya bekerja dengan pasukan NATO/AS dan sekutu mereka, bersama dengan anggota keluarga mereka akan disiksa dan dieksekusi," sambungnya.

"Ini akan semakin membahayakan badan intelijen barat, jaringan, metode, dan kemampuan mereka untuk melawan Taliban, ISIS, dan ancaman teroris lainnya di depan," tambahnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2067 seconds (0.1#10.140)