Dikuasai Taliban, Trump Takut Rudal dan Helikopter AS Jatuh ke Tangan Rusia

Rabu, 18 Agustus 2021 - 18:20 WIB
loading...
Dikuasai Taliban, Trump...
Taliban menyita pesawat serbu ringan A-29 Super Tucano (kiri) dan helikopter MD-530F di bandara Mazer-i-Sharif. Foto/Twitter
A A A
WASHINGTON - Perangkat keras berteknologi tinggi milik militer Amerika yang tertinggal di Afghanistan seiring penarikan pasukan akan digunakan tidak hanya oleh Taliban , tetapi juga musuh Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia. Kekhawatiran itu diungkapkan mantan presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara.

Berbicara dalam acara Sean Hannity di Fox News, pemimpin Partai Republik itu mengecam keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik semua pasukan AS keluar dari negara Asia Tengah yang bermasalah itu. Trump menggambarkan adegan kekacauan berikutnya di Kabul sebagai salah satu momen "paling memalukan" Amerika.

Menurut Trump puluhan ribu warga AS dan warga Afghanistan yang membantu pasukan koalisi sekarang dapat disandera secara efektif oleh Taliban. Lebih buruk lagi, teknologi militer sensitif yang tertinggal selama evakuasi bisa dengan cepat jatuh ke tangan yang salah.

Di bawah rencana alternatifnya untuk mengurangi kehadiran Amerika di Afghanistan, Trump berkata: "Orang-orang keluar terlebih dahulu dan kemudian saya akan mengambil semua peralatan militer.”



“Kami memiliki miliaran dan miliaran dolar helikopter Black Hawk baru, baru, yang sekarang akan diperiksa oleh Rusia dan begitu juga China dan semua orang lainnya – karena ini adalah yang terbesar di dunia," tuturnya.

"Kami memiliki tank tentara baru dan segala macam peralatan, rudal, kami memiliki segalanya. Saya akan mengeluarkannya karena saya tahu (tentara Afghanistan) tidak akan berperang,” ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (18/8/2021).

Kelompok militan Islam yang sekarang mengambil alih kendali de facto atas negara itu diketahui telah merebut ratusan perangkat keras militer termasuk senjata, kendaraan dan artileri berat. Dalam sebuah video yang dirilis awal pekan ini, pejuang Taliban terlihat memamerkan helikopter canggih buatan AS Black Hawk yang ditinggalkan di landasan pacu di bandara Kandahar saat tentara Afghanistan mundur dengan tergesa-gesa dari wilayah tersebut. Dua helikopter militer buatan Rusia juga terlihat di video itu, meskipun bilahnya hilang dan dalam keadaan rusak.

Video lain yang muncul dari negara yang bermasalah itu menangkap gerilyawan yang terbang di langit dengan helikopter MI-17 buatan Rusia, yang diketahui telah dioperasikan sebelumnya oleh angkatan bersenjata Afghanistan sebelum ditinggalkan.



Sejumlah pilot terlatih Amerika yang sebelumnya melayani pemerintah di Kabul dikatakan telah membelot ke Taliban dalam beberapa pekan terakhir. Peralatan buatan Moskow dikatakan sebagai pilihan yang disukai para militan, mengingat Black Hawk perlu sering diservis dan tidak ada akses ke suku cadang buatan Amerika.

Sementara Taliban adalah organisasi teroris terlarang yang dilarang di Rusia, Moskow menjadi tuan rumah delegasi perwakilan politiknya dan telah membuka hubungan bilateral dengan kelompok itu dalam beberapa pekan terakhir. Saat gerakan itu bersiap untuk mengambil alih Kabul pada hari Minggu, Zamir Kabulov, utusan Presiden Vladimir Putin untuk Afghanistan, mengatakan dia positif tentang prospek mempertahankan hubungan.

“Jika kita membandingkan betapa mudahnya bernegosiasi sebagai kolega dan mitra, maka bagi saya Taliban tampaknya jauh lebih siap untuk negosiasi daripada pemerintah boneka Kabul (yang didukung Amerika),” katanya.

Namun, Moskow dilaporkan "tidak terburu-buru" untuk mengakui kelompok itu sebagai otoritas yang sah di Afghanistan,

"Kita akan melihat bagaimana rezim baru berperilaku sebelum membuat keputusan apa pun," ucap Kabulov.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
AS Ngotot Kuasai Greenland,...
AS Ngotot Kuasai Greenland, Tuding Denmark Gagal Melindungi
9 Orang Akan Dideportasi...
9 Orang Akan Dideportasi AS karena Bela Palestina
Gelar Buka Puasa Gedung...
Gelar Buka Puasa Gedung Putih, Trump Janjikan Perdamaian saat Gaza Dibom dengan Senjata AS
Pangkalan Samudra Hindia...
Pangkalan Samudra Hindia bisa Digunakan AS untuk Menyerang Iran
6 Percobaan Pembunuhan...
6 Percobaan Pembunuhan Vladimir Putin yang Selalu Gagal
Inilah 4 Negara NATO...
Inilah 4 Negara NATO yang Pro Israel, Siapa Saja Itu?
Gempa Dahsyat Tewaskan...
Gempa Dahsyat Tewaskan 140 Orang di Myanmar, Sejumlah Bangunan Roboh
Negara yang Lebaran...
Negara yang Lebaran Pertama dan Terakhir, Lengkap dengan Penjelasannya
Rekomendasi
BCL Semangat Masak Rendang...
BCL Semangat Masak Rendang untuk Lebaran, Siapkan Satu Kuali Penuh
10 Kata-Kata Mutiara...
10 Kata-Kata Mutiara Nyepi 2025 yang Menyentuh Hati dan Penuh Kebijaksanaan
Jon Jones Berpotensi...
Jon Jones Berpotensi Kantongi Rp827 Miliar Jika Hadapi Francis Ngannou
Berita Terkini
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
31 menit yang lalu
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
2 jam yang lalu
Negara Tetangga Indonesia...
Negara Tetangga Indonesia Ini Belum Lihat Hilal, Putuskan Idulfitri Jatuh pada Senin 31 Maret 2025
2 jam yang lalu
AS Ngotot Kuasai Greenland,...
AS Ngotot Kuasai Greenland, Tuding Denmark Gagal Melindungi
3 jam yang lalu
9 Orang Akan Dideportasi...
9 Orang Akan Dideportasi AS karena Bela Palestina
4 jam yang lalu
Israel Tampaknya akan...
Israel Tampaknya akan Setujui Proposal Mesir terkait Pembebasan Sandera
5 jam yang lalu
Infografis
Untuk Lawan Rusia, AS...
Untuk Lawan Rusia, AS Kirim 90 Rudal Patriot dari Israel ke Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved