Taliban Umumkan 'Amnesti Umum' untuk Para Pegawai Pemerintah Afghanistan

Selasa, 17 Agustus 2021 - 14:39 WIB
loading...
Taliban Umumkan Amnesti...
640 warga Afghanistan dievakuasi di dalam pesawat C-17 Globemaster III milik Angkatan Udara Amerika Serikat terbang ke Qatar dari kabul. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Taliban mengumumkan amnesti umum untuk semua pegawai pemerintah Afghanistan dan mendesak mereka kembali bekerja seperti biasa.

Pernyataan itu muncul dua hari setelah mengambil alih kekuasaan usai serangan kilat di penjuru negeri yang membuat Taliban kembali berkuasa.

"Amnesti umum telah diumumkan untuk semua. Jadi Anda harus memulai kehidupan rutin Anda dengan penuh keyakinan," ungkap pernyataan Taliban.



Namun Pelaksana Gubernur Bank Sentral Afghanistan Ajmal Ahmady telah melarikan diri dari Kabul.



Dia menyalahkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan para penasihatnya yang tidak berpengalaman atas jatuhnya negara itu ke Taliban dengan cepat dan kacau.



Dalam pernyataan di Twitter pada Senin (16/8), Pelaksana Gubernur Bank Sentral Ajmal Ahmady merinci bagaimana dia bekerja di bank sentral sampai gerilyawan berada di gerbang kota.

Pelaksana Gubernur Bank Sentral Ajmal Ahmady juga mengatakan pasokan dolar Amerika Serikat (AS) berkurang dan dia menggambarkan melarikan diri dari ibu kota Kabul dengan penerbangan militer.

“Pada hari Minggu saya mulai bekerja. Laporan sepanjang pagi semakin mengkhawatirkan. Saya meninggalkan bank dan meninggalkan deputi yang bertanggung jawab. Merasa tidak enak meninggalkan staf,” ungkap dia.

“Itu tidak harus berakhir seperti ini. Saya muak dengan kurangnya perencanaan oleh kepemimpinan Afghanistan. Melihat di bandara mereka pergi tanpa memberi tahu orang lain,” papar dia.

Ghani melarikan diri dari Afghanistan pada Minggu ketika gerilyawan Taliban memasuki Kabul hampir tanpa perlawanan.

“Kedatangan Taliban, hampir sepekan setelah mereka merebut ibu kota provinsi yang jauh, Zaranj, membingungkan,” papar Ahmady, 43.

Dia ditunjuk sebagai pelaksana gubernur bank sentral Afghanistan lebih dari setahun yang lalu, setelah sebelumnya bekerja di Departemen Keuangan AS, Bank Dunia dan ekuitas swasta, menurut biografi singkat yang diposting di situs website pemerintah.

“Tampaknya sulit dipercaya, tetapi masih ada kecurigaan mengapa (Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan) meninggalkan pos begitu cepat,” ujar Ahmady, mengacu pada klaim beberapa pemimpin milisi pro-pemerintah bahwa penyerahan diri tentara di Afghanistan utara adalah hasil dari konspirasi.

"Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan," papar dia.

Ketika Taliban maju, Ahmady mengatakan pasar mata uang Afghanistan berada dalam kepanikan, terutama setelah bank sentral pada Jumat diberitahu tidak akan menerima dolar lagi, mendorong harga mata uang Afghanistan, Afghanistan, turun tajam.

“Saya mengadakan pertemuan pada Sabtu untuk meyakinkan perbankan dan penukar uang untuk menenangkan mereka. Saya tidak percaya itu satu hari sebelum Kabul jatuh,” ungkap Ahmady.

Dia mengatakan mata uang Afghanistan turun hingga 100 terhadap dolar, penurunan sekitar 23%, sebelum stabil sebesar 86.

Ahmady mengatakan dia naik pesawat militer di tengah kekacauan di landasan setelah penerbangan komersial yang dia pesan dibanjiri penumpang.

Tidak jelas pesawat militer mana yang dia naiki dan dia tidak menyebutkan tujuannya.

“Ada situasi terburu-buru. Beberapa tembakan dilepaskan. Entah bagaimana, rekan dekat saya mendorong saya,” ungkap dia.

“Kurangnya perencanaan dan kegagalan Ghani untuk mengenali kekurangan para penasihatnya adalah kehancuran pemerintah,” papar Ahmady.

“Begitu pengunduran diri presiden diumumkan, saya tahu dalam beberapa menit kekacauan akan terjadi. Saya tidak bisa memaafkannya karena menciptakan itu tanpa rencana transisi,” ungkap dia.

“Dia sendiri punya ide bagus tapi eksekusinya buruk. Jika saya berkontribusi untuk itu, saya mengambil bagian dari kesalahan saya,” pungkas dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1619 seconds (0.1#10.140)