Terowongan Hizbullah Dapat Dilewati Truk Pick-up dengan Peluncur Roket
loading...
A
A
A
BEIRUT - Setelah Perang Gaza 2014, penemuan terowongan yang digali organisasi Hamas mendorong Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meningkatkan pencarian terowongan lintas batas Hizbullah.
Pada 2013, penduduk setempat di Israel utara melaporkan mendengar bunyi penggalian, tetapi tidak ada yang ditemukan.
Pasukan Pertahanan Israel akhirnya menggunakan sensor seismik dan sistem radar untuk menemukan struktur terowongan bawah tanah itu pada 2018.
“Sistem terowongan Hizbullah antar-wilayah yang luas yang menghubungkan berbagai bagian Lebanon dirancang untuk dengan cepat dan diam-diam memindahkan personel dan senjata, menghindari Pasukan Pertahanan Israel,” ungkap laporan yang dirilis lembaga analis Alma Center.
Dalam laporan berjudul "Land of tunnels" yang dirilis pada 12 Agustus, temuan independen yang belum ditegaskan itu menyatakan sistem terowongan digambarkan cukup besar untuk dilewati truk pick-up dengan peluncur roket multi-barel.
“Mungkin menghubungkan daerah Beirut, markas pusat Hizbullah, dan daerah Beqaa ke Lebanon Selatan, terowongan itu dapat memungkinkan ratusan pejuang, lengkap, untuk lewat diam-diam dan cepat di bawah tanah," ungkap klaim organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk meneliti tantangan keamanan di perbatasan utara Israel.
“Struktur bawah tanah itu juga dikatakan dapat menampung pergerakan sepeda motor, ATV, dan kendaraan kecil lainnya untuk tujuan memperkuat posisi pertahanan atau untuk melakukan serangan dengan cara yang aman, terlindungi, dan tidak terlihat,” papar laporan itu.
“Dalam perkiraan kami, panjang kumulatif semua terowongan bisa mencapai ratusan kilometer,” ungkap laporan itu.
Terowongan Lebanon diyakini berisi segala sesuatu mulai dari ruang komando bawah tanah, senjata, depot pasokan, dan rumah sakit lapangan hingga poros untuk menembakkan roket dan rudal.
“Poros terbuka untuk waktu yang singkat untuk tujuan menembakkan persenjataan mereka dan kemudian segera ditutup untuk tujuan memuat ulang peluncur hidrolik dengan target baru,” ungkap laporan yang ditulis Mayor Tal Beeri, kepala departemen penelitian di Alma.
“Ini telah terjadi di Lebanon untuk waktu yang lama,” tegas Beeri, yang bertugas selama 20 tahun di Direktorat Intelijen Militer IDF.
Dia menambahkan terowongan yang dibangun Hamas di Jalur Gaza hanyalah contoh kecil dari apa yang dimiliki Hizbullah di Lebanon.
Jaringan terowongan Lebanon diasumsikan telah diluncurkan beberapa waktu sebelum 2006.
Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa proyek terowongan tersebut merupakan hasil kerjasama erat antara Korea Utara, Iran, dan Hizbullah.
Pada 2018, Operasi Perisai Utara Israel diluncurkan untuk menemukan dan menghancurkan terowongan Hizbullah yang melintasi Garis Biru dari Lebanon ke Israel utara.
Pada saat itu, IDF mengatakan telah mengekspos enam terowongan lintas batas yang ofensif.
Laporan terbaru menjelaskan jenis jaringan terowongan kedua, yang digunakan sebagai infrastruktur lokal dan terletak di dekat desa-desa Syiah.
Namun, itu adalah jenis terowongan ketiga, yang disorot dalam laporan itu sebagai labirin terowongan antar-regional yang sangat besar, membentang setidaknya puluhan kilometer di seluruh Lebanon.
Mereka yang berada di balik temuan tersebut mengklaim bahwa mereka telah menggunakan laporan saksi mata tentang pekerjaan penggalian yang sedang dilakukan.
Pada 2008, sumber informasi Kristen Lebanon dikatakan telah menggambarkan satu proyek besar oleh Hizbullah di “wilayah Lebanon Selatan, yang dimulai di timur Sidon.”
Alma Center juga seolah-olah dapat meletakkan tangan di peta Lebanon Selatan yang dibagi menjadi bentuk poligon dengan lingkaran digambar di dalamnya.
“Menurut indikasi, Hizbullah melakukan pekerjaan benteng di wilayah geografis tersebut menggunakan bahan bangunan dalam jumlah besar, sementara pekerjaan itu dilakukan oleh perusahaan Korea di bawah pengawasan seorang perwira Korps Garda Revolusi Iran,” ungkap laporan itu, yang menyarankan konstruksi sebenarnya dilakukan oleh Yayasan Konstruksi Jihad Hizbullah.
Pada akhirnya, laporan Alma memperingatkan, terowongan memungkinkan pergerakan cepat dan rahasia pasukan dan senjata Hizbullah.
Pada 2013, penduduk setempat di Israel utara melaporkan mendengar bunyi penggalian, tetapi tidak ada yang ditemukan.
Pasukan Pertahanan Israel akhirnya menggunakan sensor seismik dan sistem radar untuk menemukan struktur terowongan bawah tanah itu pada 2018.
“Sistem terowongan Hizbullah antar-wilayah yang luas yang menghubungkan berbagai bagian Lebanon dirancang untuk dengan cepat dan diam-diam memindahkan personel dan senjata, menghindari Pasukan Pertahanan Israel,” ungkap laporan yang dirilis lembaga analis Alma Center.
Dalam laporan berjudul "Land of tunnels" yang dirilis pada 12 Agustus, temuan independen yang belum ditegaskan itu menyatakan sistem terowongan digambarkan cukup besar untuk dilewati truk pick-up dengan peluncur roket multi-barel.
“Mungkin menghubungkan daerah Beirut, markas pusat Hizbullah, dan daerah Beqaa ke Lebanon Selatan, terowongan itu dapat memungkinkan ratusan pejuang, lengkap, untuk lewat diam-diam dan cepat di bawah tanah," ungkap klaim organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk meneliti tantangan keamanan di perbatasan utara Israel.
“Struktur bawah tanah itu juga dikatakan dapat menampung pergerakan sepeda motor, ATV, dan kendaraan kecil lainnya untuk tujuan memperkuat posisi pertahanan atau untuk melakukan serangan dengan cara yang aman, terlindungi, dan tidak terlihat,” papar laporan itu.
“Dalam perkiraan kami, panjang kumulatif semua terowongan bisa mencapai ratusan kilometer,” ungkap laporan itu.
Terowongan Lebanon diyakini berisi segala sesuatu mulai dari ruang komando bawah tanah, senjata, depot pasokan, dan rumah sakit lapangan hingga poros untuk menembakkan roket dan rudal.
“Poros terbuka untuk waktu yang singkat untuk tujuan menembakkan persenjataan mereka dan kemudian segera ditutup untuk tujuan memuat ulang peluncur hidrolik dengan target baru,” ungkap laporan yang ditulis Mayor Tal Beeri, kepala departemen penelitian di Alma.
“Ini telah terjadi di Lebanon untuk waktu yang lama,” tegas Beeri, yang bertugas selama 20 tahun di Direktorat Intelijen Militer IDF.
Dia menambahkan terowongan yang dibangun Hamas di Jalur Gaza hanyalah contoh kecil dari apa yang dimiliki Hizbullah di Lebanon.
Jaringan terowongan Lebanon diasumsikan telah diluncurkan beberapa waktu sebelum 2006.
Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa proyek terowongan tersebut merupakan hasil kerjasama erat antara Korea Utara, Iran, dan Hizbullah.
Pada 2018, Operasi Perisai Utara Israel diluncurkan untuk menemukan dan menghancurkan terowongan Hizbullah yang melintasi Garis Biru dari Lebanon ke Israel utara.
Pada saat itu, IDF mengatakan telah mengekspos enam terowongan lintas batas yang ofensif.
Laporan terbaru menjelaskan jenis jaringan terowongan kedua, yang digunakan sebagai infrastruktur lokal dan terletak di dekat desa-desa Syiah.
Namun, itu adalah jenis terowongan ketiga, yang disorot dalam laporan itu sebagai labirin terowongan antar-regional yang sangat besar, membentang setidaknya puluhan kilometer di seluruh Lebanon.
Mereka yang berada di balik temuan tersebut mengklaim bahwa mereka telah menggunakan laporan saksi mata tentang pekerjaan penggalian yang sedang dilakukan.
Pada 2008, sumber informasi Kristen Lebanon dikatakan telah menggambarkan satu proyek besar oleh Hizbullah di “wilayah Lebanon Selatan, yang dimulai di timur Sidon.”
Alma Center juga seolah-olah dapat meletakkan tangan di peta Lebanon Selatan yang dibagi menjadi bentuk poligon dengan lingkaran digambar di dalamnya.
“Menurut indikasi, Hizbullah melakukan pekerjaan benteng di wilayah geografis tersebut menggunakan bahan bangunan dalam jumlah besar, sementara pekerjaan itu dilakukan oleh perusahaan Korea di bawah pengawasan seorang perwira Korps Garda Revolusi Iran,” ungkap laporan itu, yang menyarankan konstruksi sebenarnya dilakukan oleh Yayasan Konstruksi Jihad Hizbullah.
Pada akhirnya, laporan Alma memperingatkan, terowongan memungkinkan pergerakan cepat dan rahasia pasukan dan senjata Hizbullah.
(sya)