Taliban Geledah Pintu ke Pintu Cari Wanita Afghanistan untuk Budak Seks

Kamis, 12 Agustus 2021 - 13:16 WIB
loading...
Taliban Geledah Pintu...
Seorang anggota kelompok Taliban di Afghanistan sedang memegang senjatanya. Foto/REUTERS
A A A
KUNDUZ - Para milisi Taliban dilaporkan pergi dari pintu ke pintu setiap rumah warga di Afghanistan . Mereka mencari gadis, termasuk yang berusia 12 tahun, dan para wanita dewasa untuk dinikahi paksa dan dijadikan budak seks.

Laporan yang diterbitkan Bloombergkemarin menyebutkan para komandan jihadis kelompok itu telah memerintahkan para imam di daerah-daerah yang mereka kuasai untuk membawakan daftar wanita yang belum menikah berusia 12 hingga 45 tahun untuk dinikahi tentara mereka. Kelompok itu memandang para wanita di daerah yang mereka kuasai sebagai "qhanimat" atau "rampasan perang"—untuk dibagi di antara para pemenang perang.



Para milisi kemudian pergi dari pintu ke pintu untuk mengeklaim "hadiah" mereka, bahkan melihat melalui lemari keluarga untuk menentukan usia anak perempuan sebelum memaksa mereka ke dalam kehidupan perbudakan seksual.

Perlakuan brutal terhadap perempuan dan anak perempuan hanyalah tanda terbaru dari keruntuhan militer Afghanistan, yang telah mendorong Presiden Afghanistan Ashraf Ghani untuk memecat komandan utamanya.

Seorang jurnalis wanita lokal menggambarkan dirinya melarikan diri dari sebuah kota di Afghanistan utara—yang tidak dia sebutkan namanya—dan bersembunyi dengan pamannya karena takut para milisi Taliban akan memburunya dan mengeksekusinya.

Wanita berusia 22 tahun itu mengatakan dia melarikan diri "di bawah hidung" orang-orang bersenjata Taliban sambil menyamar di bawah burqa dan pergi ke desa terdekat—tetapi terpaksa melarikan diri lagi setelah informan memberi tahu para militan tentang kehadirannya.

Sekarang dia bersembunyi di lokasi terpencil di suatu tempat di utara negara itu, dan mengaku takut tentang keselamatan dirinya dan keluarganya. "Apakah saya akan pulang? Apakah saya akan melihat orangtua saya lagi? Kemana saya akan pergi? Bagaimana saya bisa bertahan," katanya yang minta tak disebutkan namanya karena hidupnya terancam.

Sementara itu penduduk setempat yang ketakutan yang melarikan diri dari kota Kunduz—yang direbut oleh Taliban minggu lalu— telah menceritakan serangan balasan yang dilakukan oleh milisi kelompok itu yang memburu siapa pun yang terkait dengan pemerintah dan memenggal atau mengeksekusi mereka.

Taliban kini telah merebut sembilan dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dan menempatkan sebagian besar kota terbesar di negara itu dikepung dalam serangan kilat yang membuat pasukan pemerintah sebagian besar menyerah.

Kelompok Taliban, yang biasanya membantah melakukan kebrutalan terhadap warga sipil dalam perang saat ini, belum berkomentar atas laporan perburuan para wanita untuk dijadikan budak seks.



Farkhunda Zahra Naderi, yang merupakan anggota Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, berbicara tentang ketakutannya bahwa hak-hak sipil yang ada di negara itu akan rusak.

"Ketakutan terbesar saya adalah sekarang mereka meminggirkan perempuan yang telah bekerja di posisi kepemimpinan ini, yang telah menjadi suara yang kuat melawan pelaku yang paling kuat tetapi juga bekerja dengan mereka untuk mengubah situasi di lapangan," katanya.

Jika mereka melenyapkan para pemimpin ini, kata dia, siapa yang akan dibiarkan berbicara untuk perempuan dan mempertahankan pencapaian yang telah dicapai selama 20 tahun terakhir.

Kata-katanya menyoroti dampak dari keputusan AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya untuk menarik pasukan terakhir yang tersisa dari Afghanistan.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1914 seconds (0.1#10.140)