AS dan China Cekcok di PBB soal Laut China Selatan

Selasa, 10 Agustus 2021 - 10:16 WIB
loading...
AS dan China Cekcok di PBB soal Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. AS dan China terlibat perseteruan di PBB soal krisis Laut China Selatan. Foto/Brendan Smialowski/Pool via REUTERS/File Photo
A A A
NEW YORK CITY - Diplomat Amerika Serikat (AS) dan China terlibat perang mulut atau cekcok terkait krisis Laut China Selatan dalam pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB secara virtual hari Senin waktu New York.

Pertemuan dengan agenda pembahasan tentang keamanan maritim itu juga menyoroti serangan terhadap kapal-kapal tanker di Teluk Persia, pembajakan di Teluk Guinea, serta perdagangan narkoba dan manusia di Laut Mediterania dan Atlantik.



Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken awalnya menyuarakan perundungan atau bullying di Laut China Selatan dan memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa konflik akan memiliki konsekuensi global yang serius bagi keamanan dan perdagangan. Komentar itu direspons keras oleh China.

Laut China Selatan telah menjadi salah satu dari banyak titik nyala dalam hubungan yang sulit antara China dan Amerika Serikat, di mana Washington menolak apa yang disebutnya klaim teritorial oleh Beijing di kawasan itu yang melanggar hukum internasional

"Konflik di Laut China Selatan, atau di lautan mana pun, akan memiliki konsekuensi global yang serius bagi keamanan, dan perdagangan," kata Blinken dalam pertemuan tersebut.

"Ketika sebuah negara tidak menghadapi konsekuensi karena mengabaikan aturan ini, itu memicu impunitas dan ketidakstabilan yang lebih besar di mana-mana," ujar diplomat top Amerika tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (10/8/2021).



China mengklaim petak luas Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia dan Filipina. Triliunan dollar dihasilkan dari lalu lintas perdagangan melalui jalur itu setiap tahunnya. Kawasan sengketa itu juga berisi daerah penangkapan ikan yang kaya dan ladang gas.

"Kami telah melihat pertemuan berbahaya antara kapal di laut dan tindakan provokatif untuk memajukan klaim maritim yang melanggar hukum," kata Blinken, yang menambahkan bahwa Washington prihatin dengan tindakan yang "mengintimidasi dan menggertak negara-negara lain agar tidak mengakses sumber daya laut mereka secara sah."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1170 seconds (0.1#10.140)