Rezim Kim Jong-un Nekat Kembangkan Rudal Nuklir saat Ekonomi Korut Memburuk
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Rezim Kim Jong-un terus mengembangkan program rudal nuklir dan balistik Korea Utara (Korut) selama paruh pertama tahun 2021 yang melanggar sanksi internasional. Pengembangan senjata pemusnah massal itu terus dilakukan meski ekonomi negara sedang memburuk.
PBB, melalui laporan rahasianya yang dilihat oleh Reuters pada Jumat, mengungkapkan hal itu.
Laporan oleh panel pemantau sanksi independen kepada komite sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB mengatakan; "Pyongyang terus mencari materi dan teknologi untuk program-program ini di luar negeri."
"Meskipun fokus negara pada kesulitan ekonomi yang memburuk, Republik Rakyat Demokratik Korea terus mempertahankan dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya," kata para pemantau sanksi dalam laporannya.
Korea Utara secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Misi Korea Utara untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan PBB tersebut.
Negara Asia yang terisolasi itu memberlakukan penguncian ketat tahun lalu di tengah pandemi virus corona yang telah memangkas akses perdagangan dan bantuannya, melukai ekonomi yang sudah dibebani oleh sanksi internasional.
Pada bulan Juni, pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan negara itu menghadapi situasi pangan yang "tegang" dan banyak yang akan bergantung pada panen tahun ini.
"Pernyataan yang dibuat oleh DPRK menunjukkan krisis kemanusiaan yang semakin dalam di negara itu, meskipun blokade COVID-19 berarti bahwa dampak relatif sanksi terhadap situasi kemanusiaan mungkin telah berkurang," tulis para pemantau sanksi dari PBB.
"Dengan perdagangan yang terhenti karena blokade, dan panen tahun lalu yang sangat terpengaruh oleh banjir, prospek populasi DPRK yang lebih luas saat ini menjadi buruk," kata mereka.
PBB, melalui laporan rahasianya yang dilihat oleh Reuters pada Jumat, mengungkapkan hal itu.
Laporan oleh panel pemantau sanksi independen kepada komite sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB mengatakan; "Pyongyang terus mencari materi dan teknologi untuk program-program ini di luar negeri."
"Meskipun fokus negara pada kesulitan ekonomi yang memburuk, Republik Rakyat Demokratik Korea terus mempertahankan dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya," kata para pemantau sanksi dalam laporannya.
Korea Utara secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK). Misi Korea Utara untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan PBB tersebut.
Negara Asia yang terisolasi itu memberlakukan penguncian ketat tahun lalu di tengah pandemi virus corona yang telah memangkas akses perdagangan dan bantuannya, melukai ekonomi yang sudah dibebani oleh sanksi internasional.
Pada bulan Juni, pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan negara itu menghadapi situasi pangan yang "tegang" dan banyak yang akan bergantung pada panen tahun ini.
"Pernyataan yang dibuat oleh DPRK menunjukkan krisis kemanusiaan yang semakin dalam di negara itu, meskipun blokade COVID-19 berarti bahwa dampak relatif sanksi terhadap situasi kemanusiaan mungkin telah berkurang," tulis para pemantau sanksi dari PBB.
"Dengan perdagangan yang terhenti karena blokade, dan panen tahun lalu yang sangat terpengaruh oleh banjir, prospek populasi DPRK yang lebih luas saat ini menjadi buruk," kata mereka.