ASEAN Tunjuk Diplomat Brunei Sebagai Utusan untuk Myanmar

Rabu, 04 Agustus 2021 - 20:08 WIB
loading...
ASEAN Tunjuk Diplomat...
ASEAN menunjuk Menteri Luar Negeri kedua Brunei, Erywan Yusof, sebagai utusan khusus untuk Myanmar. Foto/REUTERS/Brendan McDermid
A A A
JAKARTA - Para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah menunjuk Menteri Luar Negeri kedua Brunei Darussalam , Erywan Yusof, sebagai utusan khusus untuk Myanmar . Demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh ASEAN pada Rabu (4/8/2021).

"Erywan telah ditugaskan untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar, membuka dialog antara penguasa militer dan lawan mereka di negara yang dilanda krisis," menurut sebuah komunike yang dirilis setelah pertemuan pada hari Senin dan Rabu oleh para menteri luar negeri ASEAN seperti dikutip dari Reuters.

Diplomat itu juga akan mengawasi paket bantuan kemanusiaan, meskipun tidak ada rincian bantuan yang diumumkan. Sebaliknya, komunike tersebut menyerukan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan untuk mulai bekerja pada "panduan kebijakan".

Militer Myanmar menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis enam bulan lalu, menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan ketika pasukan keamanan menekan aksi protes dan ekonominya runtuh. Krisis kemanusiaan memburuk dalam sebulan terakhir ketika infeksi virus Corona baru melonjak, membanjiri sistem kesehatan negara itu.

PBB dan banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan China, telah mendesak ASEAN, yang 10 anggotanya termasuk Myanmar, untuk mempelopori upaya diplomatik guna memulihkan stabilitas di Myanmar.

Penunjukan seorang utusan merupakan inti dari upaya tersebut tetapi tertunda selama berbulan-bulan di tengah perpecahan yang mendalam di dalam blok Asia Tenggara.

Dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri diwarnai perdebatan pada hari Senin saat Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mempertanyakan status rezim militer di ASEAN karena menolak pencalonan Erywan, kata para diplomat.

Baca juga: RI Desak Myanmar Segera Setujui Usulan ASEAN soal Utusan Khusus

Menyusul negosiasi lebih lanjut dan pertemuan tak terjadwal hari Rabu, utusan khusus itu dikonfirmasi.

Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan terpisah mengatakan bahwa utusan khusus akan segera mulai bekerja dan memiliki "akses penuh ke semua pihak" di Myanmar. Banyak tokoh oposisi Myanmar, termasuk pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, ditahan di rumah atau di penjara.

Perwakilan rezim militer pada pertemuan itu juga menolak permintaan dari anggota ASEAN untuk memberikan kebebasan kepada pekerja kemanusiaan guna mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang mereka yakini paling membutuhkannya, kata dua sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Kritikus menuduh ASEAN memberikan legitimasi pada junta Myanmar dengan menerima perwakilannya di pertemuan kelompok itu.

Baca juga: ASEAN di Bawah Tekanan Setelah Terus Gagal Tentukan Utusan Khusus untuk Myanmar

Namun pernyataan Indonesia tersebut menyoroti perubahan halus yang dibuat pada kata-kata dalam komunike bersama sehingga tidak dapat dilihat sebagai pengakuan junta militer.

Pemerintah militer Myanmar tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Pada hari Minggu, kepala junta, Min Aung Hlaing, mengumumkan dia telah ditunjuk sebagai perdana menteri dan mengulangi janji untuk mengadakan pemilihan pada tahun 2023.

Baca juga: Myanmar Bentuk Pemerintahan Sementara, Dipimpin Otak Kudeta Militer
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
Balas Perang Tarif Trump,...
Balas Perang Tarif Trump, Presiden China Xi Jinping Galang Kekuatan di ASEAN
Siapa Sultan Hassanal...
Siapa Sultan Hassanal Bolkiah? Raja Brunei yang Punya Koleksi Ribuan Mobil
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
Dua Saudara Tua: Sinergi...
Dua Saudara Tua: Sinergi Indonesia-Malaysia di KTT ASEAN Plus
Paus Leo XIV Serukan...
Paus Leo XIV Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Breaking News: AS dan...
Breaking News: AS dan China Sepakat "Gencatan Senjata" Perang Tarif 90 Hari
Rekomendasi
Roket Uni Soviet Kembali...
Roket Uni Soviet Kembali ke Bumi setelah 53 Tahun Terjebak di Antariksa
TNI Jaga Semua Kejaksaan,...
TNI Jaga Semua Kejaksaan, Hendardi: Bertentangan dengan Konstitusi
Dean James Comeback,...
Dean James Comeback, Peluang Lawan China dan Jepang Terbuka Lebar
Berita Terkini
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
Infografis
Respons Donald Trump...
Respons Donald Trump usai Gambarnya sebagai Paus Viral
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved