Kembali Duduk Satu Meja dengan AS, Korut Ajukan Syarat

Selasa, 03 Agustus 2021 - 20:12 WIB
loading...
Kembali Duduk Satu Meja...
Korut ingin sanksi dihapus untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi dengan AS. Foto/Ilustrasi
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) menyatakan kesediaannya untuk kembali duduk satu meja dengan Amerika Serikat (AS) guna membahas denuklirisasi. Namun, Korut menginginkan sanksi internasional yang melarang ekspor logam dan impor bahan bakar olahan dan kebutuhan lainnya dicabut untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi.

"Korea Utara juga telah menuntut pelonggaran sanksi atas impor barang-barang mewahnya untuk dapat membawa minuman keras dan jas," kata anggota parlemen Korea Selatan (Korsel) setelah diberi pengarahan oleh badan intelijen negara itu seperti dikutip dari VOA, Selasa (3/8/2021).

Pengarahan itu dilakukan seminggu setelah kedua Korea memulihkan hotline yang dihentikan Korut setahun lalu.



Media pemerintah Korut tidak menyebutkan permintaan baru untuk pencabutan sanksi guna memulai kembali pembicaraan.

Para legislator Korsel mengatakan pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in telah menyatakan kesediaan untuk membangun kembali kepercayaan dan meningkatkan hubungan sejak April, dan Kim Jong-un telah meminta untuk menghubungkan kembali hotline.

Mereka juga mengatakan Korut membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, karena ekonominya terpukul oleh pandemi virus Corona dan cuaca buruk tahun lalu.

Bank sentral Korsel pekan lalu mengatakan ekonomi Korut mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada 2020 karena terpukul oleh sanksi PBB, tindakan penguncian COVID-19, dan cuaca.



Moon Jae-in telah menjadikan peningkatan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Korut sebagai prioritas utama, sementara AS telah lama bersikeras bahwa hubungan dengan Korut tidak dapat ditingkatkan sampai negara itu menghentikan program nuklir dan misilnya.

Korut telah melakukan enam uji coba nuklir sejak 2006 dan uji coba rudal yang mampu menghantam AS.

Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan berbagai sanksi terhadap Korut, termasuk entitas dan individu di negara tertutup itu, karena mengejar program rudal nuklir dan balistiknya yang bertentangan dengan resolusi PBB.

AS, Jepang, dan Korsel juga telah mengeluarkan sanksi terhadap Korut, tetapi tidak mengikat negara lain.

Seorang pejabat senior dalam pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan kepada Reuters pada bulan Maret bahwa Korut tidak menanggapi penjangkauan diplomatik di belakang layar sejak pertengahan Februari.

Pemerintahan Biden telah berhati-hati dalam menggambarkan secara terbuka pendekatannya ke Korut, dengan mengatakan pihaknya melakukan tinjauan kebijakan yang komprehensif menyusul keterlibatan mantan Presiden Donald Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.



Korut belum menguji senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua [ICBM] jarak jauhnya sejak 2017, menjelang pertemuan bersejarah di Singapura antara pemimpin Kim Jong-un dan Trump pada 2018.

Pertemuan itu dan dua pertemuan berikutnya gagal membujuk Korut untuk menyerahkan senjata nuklirnya atau program misilnya.

Pemantau sanksi independen PBB menemukan bahwa Korut mempertahankan dan mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya sepanjang tahun 2020 yang melanggar sanksi, membantu mendanai mereka dengan sekitar USD300 juta yang dicuri melalui peretasan dunia maya.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
Trump Rayakan 100 Hari...
Trump Rayakan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya dengan Rapat Umum di Michigan
Korea Utara Uji Sistem...
Korea Utara Uji Sistem Senjata Kapal Perusak Choe Hyon
Trump Ingin Jadi Paus...
Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik
Kenapa Alaska Dijual...
Kenapa Alaska Dijual Rusia ke Amerika Serikat?
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
Kronologi Kapal Induk...
Kronologi Kapal Induk AS Mengelak dari Serangan Houthi Bikin Jet Tempur F/A-18 Jatuh ke Laut
Siapa Pierbattista Pizzaballa?...
Siapa Pierbattista Pizzaballa? Calon Kuat Penerus Paus Fransiskus yang Berani Bela Gaza dari Zionis Israel
Tegang! Jet Tempur Pakistan...
Tegang! Jet Tempur Pakistan Usir Pesawat Militer Rafale India di Atas Kashmir
Rekomendasi
Keren! Hendra/Ahsan...
Keren! Hendra/Ahsan Bikin Daddies Arena setelah Pensiun, Wujud Cinta Bulu Tangkis
Eksistensi Ormas sebagai...
Eksistensi Ormas sebagai Pilar Demokrasi Pancasila Perlu Dijaga
Mendikdasmen Abdul Muti...
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Masuk Daftar 10 Menteri Berkinerja Terbaik Versi IndoStrategi
Berita Terkini
600 Tentara Korea Utara...
600 Tentara Korea Utara Mati Sia-sia, Jenazahnya Dikremasi di Rusia
44 menit yang lalu
5 Alasan Mahathir Mohammad...
5 Alasan Mahathir Mohammad Membenci Singapura, Salah Satunya Hidup dalam Bayang-bayang Lee Kuan Yew
1 jam yang lalu
3 Penyebab Kapal China...
3 Penyebab Kapal China Muncul di Perairan Filipina, Salah Satunya Berkaitan dengan AS
1 jam yang lalu
Luka dan Dendam Masih...
Luka dan Dendam Masih Membara di Benak Rakyat Suriah, Makam Ayah Bashar Al Assad Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri
2 jam yang lalu
Modi Berikan Wewenang...
Modi Berikan Wewenang Penuh pada Militer India untuk Menyerang Pakistan
3 jam yang lalu
Perang Saudara Berkobar...
Perang Saudara Berkobar di Sekitar Damaskus, Drone Israel Justru Terbang Bebas di Langit Suriah
3 jam yang lalu
Infografis
Jet Tempur F/A-18 AS...
Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved