Salahkan AS atas Tertundanya Pembicaraan Kesepakatan Nuklir, Khamenei: Mereka Pengecut

Rabu, 28 Juli 2021 - 20:46 WIB
loading...
Salahkan AS atas Tertundanya...
Pemimpin tertinggi spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan AS atas tertundanya pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Foto/REUTERS
A A A
TEHERAN - Pemimpin tertinggi spiritual Iran , Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas tertundanya pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Khamenei menyebut AS bertindak seperti pengecut.

Khamenei mengatakan, Teheran tidak akan menerima tuntutan "keras kepala" Washington dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Dia juga menyebut bahwa AS telah gagal untuk menjamin bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan pakta itu lagi.

"Amerika bertindak benar-benar pengecut dan jahat," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (28/7/2021).

"Mereka pernah melanggar kesepakatan nuklir tanpa biaya dengan keluar darinya. Sekarang mereka secara eksplisit mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan jaminan bahwa itu tidak akan terjadi lagi," sambungnya.

Sejak 9 April, Teheran dan enam kekuatan dunia telah melakukan pembicaraan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir yang ditinggalkan mantan Presiden AS, Donald Trump tiga tahun lalu.

Putaran keenam pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington ditunda pada 20 Juni, dua hari setelah ulama garis keras Ebrahim Raisi terpilih sebagai Presiden Iran. Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi belum mengumumkan kapan putaran negosiasi berikutnya akan dilanjutkan.

Seperti Khamenei, Raisi telah mendukung kebangkitan pakta nuklir tetapi para pejabat Iran mengatakan bahwa pemerintahnya mungkin mengadopsi pendekatan "garis keras".

Meski adanya kebuntuan, para pejabat Iran dan Barat mengatakan masih ada celah yang signifikan untuk mengembalikan kesepakatan, di mana Teheran setuju untuk mengekang program nuklirnya, dengan imbalan pencabutan sanksi.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1594 seconds (0.1#10.140)