Wabah COVID-19 Belum Usai, Ribuan Warga India Meninggal Akibat Jamur Hitam

Rabu, 21 Juli 2021 - 16:42 WIB
loading...
Wabah COVID-19 Belum Usai, Ribuan Warga India Meninggal Akibat Jamur Hitam
Ribuan warga India meninggal akibat Jamur Hitam. Foto/BBC
A A A
NEW DELHI - Lebih dari 4.300 orang telah meninggal karena jamur hitam yang mematikan di India dalam epidemi penyakit yang berkembang.

Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya mengatakan 45.374 kasus infeksi langka dan berbahaya ini, yang disebut mucormycosis, telah dilaporkan.

Hampir setengah dari mereka masih menerima perawatan. Infeksi agresif ini mempengaruhi hidung, mata, dan terkadang otak.

Sebagian besar kasus melibatkan pasien dalam masa pemulihan dan telah sembuh dari COVID-19 .



Dokter mengatakan jamur memiliki hubungan dengan steroid yang digunakan untuk mengobati COVID-19 dan penderita diabetes berada pada risiko tertentu.

Steroid mengurangi peradangan di paru-paru bagi penderita COVID-19 dan tampaknya membantu menghentikan beberapa kerusakan yang dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bekerja berlebihan untuk melawan virus Corona.

Tetapi mereka juga mengurangi kekebalan dan meningkatkan kadar gula darah baik pada penderita diabetes maupun pasien non-diabetes COVID-19.

Diperkirakan penurunan kekebalan ini dapat memicu kasus mucormycosis.

Infeksi ini mempengaruhi sinus, otak dan paru-paru serta dapat mengancam jiwa pada penderita diabetes atau orang dengan gangguan kekebalan yang parah, seperti pasien kanker atau orang dengan HIV/AIDS.

Suntikan antijamur adalah satu-satunya obat yang efektif melawan penyakit ini.

Dokter mengatakan infeksi jamur hitam tampaknya menyerang 12 hingga 18 hari setelah pemulihan dari COVID-19.



Menurut data resmi Maharashtra, Gujarat, Tamil Nadu dan Rajasthan telah melaporkan jumlah kasus terbanyak. Dua negara bagian - Maharashtra dan Gujarat - menyumbang 1.785 kematian.

Dr Raghuraj Hegde, seorang ahli bedah mata berbasis di Bangalore yang telah merawat sejumlah pasien mucormycosis, mengatakan bahwa telah terjadi penghitungan besar-besaran dari kasus dan kematian penyakit tersebut.

"Biasanya, kematian pada mucormycosis terjadi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah terkena penyakit. Sistem kami saat ini tidak baik untuk menangkap data itu," katanya.

"Penghitungan kasus itu bisa jadi kurang akurat karena sulitnya mendiagnosis di rumah sakit yang lebih kecil dan di daerah pedesaan serta hanya sebagian kecil dari kasus yang mencapai rumah sakit di kota-kota besar," tambahnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (21/7/2021).

Dokter lain mengatakan bahwa banyak pasien telah meninggal karena penyakit itu bahkan sebelum mencapai rumah sakit dan sejumlah pasien yang dirawat serta sembuh tampaknya kembali kambuh.

"Kami melihat pasien yang dirawat secara agresif untuk penyakit ini dan dipulangkan dari rumah sakit kembali dengan infeksi berulang yang bermanifestasi dalam penyebaran penyakit yang lebih luas di mata atau otak," kata Dr Akshay Nair, seorang ahli bedah mata yang berbasis di Mumbai.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2243 seconds (0.1#10.140)