Guru SD Jadi Presiden Peru, Tanda Rakyat Muak dengan Elite Politik
loading...
A
A
A
LIMA - Pedro Castillo, 51, seorang guru sekolah dasar (SD) dan politisi pemula, terpilih sebagai Presiden Peru dalam pemilu. Aktivis mengatakan kemenangan Castillo menjadi tanda muaknya rakyat dengan elite politik yang mengingkari janjinya untuk memperjuangkan orang miskin.
Guru desa tersebut pada hari Senin menjadi pemenang pemilihan presiden Peru setelah penghitungan elektoral terlama di negara itu dalam 40 tahun terakhir.
Castillo, yang pendukungnya termasuk warga miskin dan pedesaan di Peru, mengalahkan politisi sayap kanan Keiko Fujimori dengan hanya 44.000 suara.
Otoritas pemilu merilis hasil resmi akhir penghitungan elektoral lebih dari sebulan setelah pemilihan putaran kedua berlangsung di negara Amerika Selatan itu.
Memegang pensil seukuran tongkat, simbol partainya; Free Peru, Castillo mempopulerkan ungkapan; "Tidak ada lagi orang miskin di negara kaya."
Perekonomian Peru, produsen tembaga terbesar kedua di dunia, telah dihancurkan oleh pandemi virus corona, meningkatkan tingkat kemiskinan hingga hampir sepertiga dari populasi dan menghilangkan keuntungan dalam satu dekade.
Kekurangan layanan kesehatan masyarakat Peru telah berkontribusi pada hasil pandemi yang buruk di negara itu, meninggalkannya dengan tingkat kematian per kapita global tertinggi.
Castillo telah berjanji untuk menggunakan pendapatan dari sektor pertambangan untuk meningkatkan layanan publik, termasuk pendidikan dan kesehatan, yang kekurangannya disedot oleh dampak pandemi.
“Mereka yang tidak memiliki mobil harus memiliki setidaknya satu sepeda,” kata Castillokepada The Associated Press (AP) pada pertengahan April di rumah adobe-nya di Anguia, distrik termiskin ketiga di Peru.
Guru desa tersebut pada hari Senin menjadi pemenang pemilihan presiden Peru setelah penghitungan elektoral terlama di negara itu dalam 40 tahun terakhir.
Castillo, yang pendukungnya termasuk warga miskin dan pedesaan di Peru, mengalahkan politisi sayap kanan Keiko Fujimori dengan hanya 44.000 suara.
Otoritas pemilu merilis hasil resmi akhir penghitungan elektoral lebih dari sebulan setelah pemilihan putaran kedua berlangsung di negara Amerika Selatan itu.
Memegang pensil seukuran tongkat, simbol partainya; Free Peru, Castillo mempopulerkan ungkapan; "Tidak ada lagi orang miskin di negara kaya."
Perekonomian Peru, produsen tembaga terbesar kedua di dunia, telah dihancurkan oleh pandemi virus corona, meningkatkan tingkat kemiskinan hingga hampir sepertiga dari populasi dan menghilangkan keuntungan dalam satu dekade.
Kekurangan layanan kesehatan masyarakat Peru telah berkontribusi pada hasil pandemi yang buruk di negara itu, meninggalkannya dengan tingkat kematian per kapita global tertinggi.
Castillo telah berjanji untuk menggunakan pendapatan dari sektor pertambangan untuk meningkatkan layanan publik, termasuk pendidikan dan kesehatan, yang kekurangannya disedot oleh dampak pandemi.
“Mereka yang tidak memiliki mobil harus memiliki setidaknya satu sepeda,” kata Castillokepada The Associated Press (AP) pada pertengahan April di rumah adobe-nya di Anguia, distrik termiskin ketiga di Peru.